Anies Optimistis Ekonomi Jakarta Tumbuh 5,4% di 2021

22 Desember 2020 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran Rekam Jakarta 2019-2020 yang diselenggarakan PFI Jakarta di Thamrin 10, Jakarta. Foto: Dok. PFI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Pameran Rekam Jakarta 2019-2020 yang diselenggarakan PFI Jakarta di Thamrin 10, Jakarta. Foto: Dok. PFI Jakarta
ADVERTISEMENT
Pandemi corona telah mengguncang ekonomi Jakarta. Pertumbuhan ekonomi Jakarta selama dua triwulan di tahun minus.
ADVERTISEMENT
"Di tahun 2020 ini perekonomian Jakarta memasuki resesi selama 2 triwulan berturut-turut perekonomian kita mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan kedua sebesar minus 8,23 % dan pada triwulan ketiga minus 3,82% ini year on year datanya. Ini menunjukkan bahwa kita memang mengalami kontraksi kemarin," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Musrenbang virtual, Selasa (22/12).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Dok. Istimewa
Meski begitu, Anies optimistis perekonomian Jakarta akan bangkit di tahun 2021. Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, kata dia, pertumbuhan ekonomi Jakarta di 2021 bisa mencapai 5 persen.
"Berdasarkan report dari BI kantor perwakilan DKI Jakarta, perekonomian DKI diproyeksikan pada tahun 2021 itu kembali pada pertumbuhan sekitar 5 sampai dengan 5,4%. Jadi kalau tahun ini kita minus 2 sampai minus 1,6%, BI memprediksikan tahun depan kita bisa 5 sampai 5,4%," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi ini akan berlanjut hingga di akhir masa jabatan Anies di 2022. Diprediksi ekonomi Jakarta akan tumbuh hingga 6,2 persen di 2022.
Dia menilai, dengan angka ini, maka Jakarta menjadi salah satu yang paling cepat melakukan pemulihan ekonomi usai diguncang pandemi corona.
Foto udara suasana jalan Sudirman di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
"Diharapkan 2022 itu membaik di kisaran 5,8 sampai 6,2%. Artinya kita mengalami kontraksi yang serius di tahun 2020, tapi mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua," tuturnya.
"Dan mungkin juga karena nature-nya bahwa krisis ini disebabkan oleh kita semua membatasi kegiatan. Kita semua membatasi pergi ke restoran, ke pertemuan," lanjutnya.
Guncangan ekonomi di Jakarta, kata dia, murni karena adanya perubahan supply dan demand yang drastis. Bukan karena adanya salah perhitungan dari rencana awal.
ADVERTISEMENT
"Jadi bukan karena salah perhitungan di dalam kegiatan investasi pelaku-pelaku ekonomi di Jakarta, tetapi karena supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas," tutupnya.