Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Anies Peringati 1 Abad Diniyyah Putri, Tekadkan Perjuangan Rahmah El Yunusiyah
2 November 2023 19:28 WIB
ยท
waktu baca 3 menit![Anies Baswedan menghadiri acara satu abad perguruan diniyyah putri, Padang Panjang, Sumatera Barat, Kamis siang (2/11/2023). Foto: Dok. Istimewa](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01he7zzqasm7qkgc17sqv2g36t.jpg)
ADVERTISEMENT
Ratusan santriwati mengikuti acara satu abad Perguruan Diniyyah Putri, Padang Panjang, Sumatera Barat, Kamis (2/11) siang. Dalam acara ini turut dihadiri Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan membuka acara dengan pidato. Fauziah percaya bahwa para santri optimistis Indonesia akan lebih baik.
"Kita adalah orang-orang yang percaya, bahwa Indonesia ke depan akan lebih baik, Insyaallah!" kata dia.
Anies mengungkapkan kedekatan dengan pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri sebagai cucu sosok tokoh perjuangan bangsa.
"Saya teringat peristiwa 10 tahun yang lalu, upacara 17 Agustus tahun 2013. Kami duduk bersebelahan (dengan Fauziah). Kami mewakili anak cucu. Bu Zizi (Fauziah) mewakili neneknya, saya mewakili kakek saya. Kami diundang sebagai putra-putri keturunan keluarga pejuang kemerdekaan," ujarnya.
Lebih jauh Anies mengatakan, mudahnya upacara kemerdekaan ini disebabkan perjuangan besar dari segenap rakyat Indonesia selama puluhan tahun.
"Hari ini, kita cukup empat menit untuk (Bendera Merah Putih) sampai di puncak, di masa orang tua kita berjuang, diperlukan puluhan tahun untuk mengibartinggikan bendera untuk sampai di puncak," terang dia.
ADVERTISEMENT
"Karena itu, kita-kita semua dari generasi penerus dari para pejuang ini, kita punya tanggung jawab moral untuk menuntaskan apa yang dimulai dari orang tua kita," imbuhnya.
Dalam pidato kebangsaannya, Anies menyatakan mengenai kekagumannya kepada sosok pendiri Perguruan Diniyyah Puteri, Rahmah El Yunusiyah.
"Bayangkan, tahun 23 (1923), seorang perempuan berusia 23 tahun mendirikan sebuah madrasah ilyah, di saat dunia belum memberikan kesempatan kepada perempuan," jelas dia.
Anies membandingkan perjuangan perempuan di belahan dunia yang baru terjadi akhir-akhir ini. Amerika serikat baru memberikan hak pilih akhir-akhir ini. Swiss tidak memberikan hak perempuan sampai tahun '76.
"Dan beliau di sini sudah mengajarkan kepada kita semua kesetaraan perempuan. Spirit itu sudah menyebar ke seluruh Indonesia," terang Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun bercerita, nama Rahmah adalah nama yang telah diberikan kepada anak kelimanya, yang kini sudah tiada.
ADVERTISEMENT
"Anak yang kelima itu lahir, tapi Allah takdirkan tak berumur panjang. Kami berikan nama bayi itu Rahmah," jelas Anies.
Anies juga mengungkapkan pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam pendidikan, khususnya pendidikan bagi perempuan. Anies berharap bahwa Perguruan Diniyyah tidak hanya menjadi perguruan tertua saja, tetapi juga perguruan terlama.
"Tertua dan terlama itu berbeda, bapak ibu. Tertua dan hilang tetap tertua. Tetapi kalau terlama, ia masih eksis sampai sekarang. Diniyyah Putri bukan hanya di peringati 100 tahun yang lalu, tetapi 100 tahun sekarang, Insyaallah 100 tahun ke depan, 200 tahun ke depan, 300 tahun ke depan," kata capres dari Koalisi Perubahan ini.
Banyak lulusan Diniyyah yang berkiprah di kancah nasional dan internasional. Anies mengungkapkan hal tersebut juga bisa dan harus menjadi cita-cita bagi para santriwati yang ada. Jika kelak menjadi Presiden RI, Anies berjanji akan memberi gelar pahlawan nasional bagi Rahmah El Yunusiyah.
ADVERTISEMENT
Anies pun menutup pidato dengan harapan bahwa nama Rahmah El Yunusiyah akan menjadi rujukan penting bagi perjuangan perempuan di Indonesia.
"Saya mengajak untuk kita mengambil hikmah 100 tahun ini. Ke depan, kita bikin sejarah. Kita merasa negeri ini belum cukup membalas budi kepada ibu Rahmah El Yunusiyah. Bila Allah takdirkan, maka orang pertama yang harus mendapat gelar pahlawan nasional, adalah Rahmah El Yunusiyah," ungkap Anies.
(PNS)