Anies Pilih Atasi Stunting Pakai Ikan Bukan Susu: Mudah Didapat, Harga Murah

18 Januari 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berdialog dengan nelayan saat mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan Bronjong, Lamongan, Jumat (29/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berdialog dengan nelayan saat mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan Bronjong, Lamongan, Jumat (29/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres 01 Anies Baswedan kontra dengan program unggulan paslon 02 untuk penanganan stunting. Alih-alih memberikan susu gratis, Anies memilih untuk mengatasi stunting dengan ikan.
ADVERTISEMENT
“Banyak anak-anak kita yang punya istilahnya apa? Lactosa intoleran, dan kita ini punya laut yang luas, kita punya sumber pangan dari laut yang banyak, sehingga nutrisinya ya, bukan harus jenis susu,” kata Anies dalam Desak Anies edisi Nakes di Hallf Patiunus, Jakarta Selatan, Kamis (18/1).
Program makan siang gratis dan bagi-bagi susu merupakan program unggulan pasangan capres dan cawapres 02, Prabowo-Gibran.
Anies tidak setuju dengan program bagi-bagi susu ini, karena selain tidak bisa mencakup kebutuhan anak-anak yang alergi terhadap kandungan susu, program ia nilai hanya menguntungkan pengusaha susu.
“Kalau dari susu nanti pabrik-pabrik susu yang akan hidup dari proyek ini,” kata Anies.
“Tapi kalau kita dorong ikan, maka kita akan dapat ikan itu di semua tempat dengan mudah. Di danau dapat, di laut dapat, dan harganya terjangkau, aksesnya mudah,” lanjutnya.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berdialog dengan nelayan saat mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan Bronjong, Lamongan, Jumat (29/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
Jika terpilih menjadi presiden, ia memilih untuk fokus memberikan nutrisi sejak dari masa kandungan. Sebab Anies berpendapat, mengatasi masalah stunting dengan memberikan makan siang kepada anak-anak yang sudah duduk di bangku sekolah adalah langkah yang terlambat.
ADVERTISEMENT
“Tapi penanganannya tidak bisa di masa sekolah, jadi nggak cukup dikasih makan siang, sudah terlambat. Nggak cukup. Jadi yang dikasih makan siang ibu hamil bukan anak yang sudah sekolah," pungkas Anies.