Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anies Resmi Bangun RDF Plant di Bantargebang, Sampah Diolah Jadi Setara Batubara
21 Februari 2022 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pembangunan proyek RDF (Refused Derived Fuel) di TPST (tempat pembuangan sampah terpadu) Bantargebang , Bekasi, akhirnya dimulai. Hal ini ditandai dengan groundbreaking oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan , Senin (21/2).
ADVERTISEMENT
Peresmian pembangunan tersebut bertepatan dengan peringatan hari Peduli Sampah Nasional. Dalam sambutannya, Anies mengatakan, RFD akan mampu mengelola 1.000 ton sampah per hari.
“Kita akan menyaksikan groundbreaking fasilitas RDF Plant terbesar di Indonesia, yang nantinya akan bisa mengelola 1000 ton sampah per hari,” kata Anies saat menghadiri peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Bantargebang, Senin (21/2).
Proyek RDF Plant ini merupakan sebuah proses mengolah sampah menjadi bahan bakar untuk menggantikan batu bara setelah dilakukan pencacahan dan pengeringan.
Menurut Anies, dengan adanya proyek RFD dapat menghasilkan 400 hingga 45o ton bahan bakar dari sampah yang kualitasnya dapat menggantikan batubara. Dampak positifnya, kualitas udara akan semakin membaik.
“Harapannya nanti akan muncul dari proses Plant RDF ini 400-450 ton bahan bakar yang bisa menggantikan batubara, yang ini juga punya efek yang baik untuk kualitas udara di sekitar kita,” lanjut Anies
ADVERTISEMENT
Dalam prosesnya, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengolah sampah menjadi tenaga listrik.
Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto juga menambahkan saat ini sudah 100 ton sampah yang diolah setiap harinya.
“Ada 100 ton sampah per hari (diolah) menjadi listrik 700 kwh. Jadi memang pilot project antara BRIN dengan Pemprov DKI,” imbuh Asep.
Sebagai informasi rencananya proses RDF Plant ini akan mengelola 2.000 ton sampah di lokasi tersebut, dengan target perhari sekitar 750 ton sampah yang diubah jadi bahan bakar setara batubara.