Anies: Rezim Otoriter Pasti Tumbang

29 Agustus 2023 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan melambaikan tangan dari dalam mobil usai pertemuan dengan Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). Foto: Asprilla Dwi Adha/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan melambaikan tangan dari dalam mobil usai pertemuan dengan Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). Foto: Asprilla Dwi Adha/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, memberikan kuliah kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia, Depok, Selasa (29/8).
ADVERTISEMENT
Anies memberikan kuliah dengan tema 'Hendak ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan'. Selain Anies, FISIP UI nantinya akan mengundang Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk menyampaikan gagasannya.
Dalam kuliah, Anies menyinggung iklim demokrasi di Indonesia. Menurutnya, kualitas demokrasi Indonesia masih harus ditingkatkan.
"Kami lihat kualitas demokrasi harus ditingkatkan, kebebasan berekspresi. Demokrasi bukan soal pemilu, tapi ada nilai menumbuhkan aspirasi yang bisa diproses tanpa rasa takut, tekanan, menjadi keputusan," kata Anies.
Petugas KPPS menyiapkan surat suara pada pemungutan suara ulang di TPS 71, Cempaka Putih, Tangerang Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Anies menjelaskan, masalah kebebasan demokrasi di RI kerap menjadi masalah. Oleh sebab itu, banyak selentingan di media sosial yang menyebut RI adalah negara 'konoha' hingga 'wakanda'.
"Ini yang kerap jadi masalah. Di socmed banyak yang nulis konoha, wakanda, apa artinya? Ini menunjukkan ada self-censorship. Bahkan ada sebut kota polusi paling banyak lapor. Ini tidak sehat, ada demokratis dan nondemokratis," jelas Anies.
ADVERTISEMENT
Eks Gubernur DKI ini mengatakan, demokrasi harus mengandalkan keterbukaan, kebebasan dan kepercayaan. Ia lantas menyinggung jika mengandalkan ketakutan, itu adalah otoriter. Ia meyakini rezim otoriter akan tumbang.