Anies: Seberapa pun Seni Dilarang, Ia akan Selalu Menemukan Jalannya

21 Desember 2024 11:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Anies Rasyid Baswedan turut bicara tentang seni, tatkala pameran pelukis Yos Suprapto, yang sejatinya dimulai pada Kamis malam (19/12), "diberedel".
ADVERTISEMENT
Lukisan-lukisan Yos, oleh banyak kalangan, dianggap mirip Jokowi. Salah satu yang dilarang tayang adalah lukisan seorang raja bermahkotakan Jawa.
Ndilalah, pelarangan itu justru membuat lukisan-lukisan Yos diketahui publik luas.
"Kadang, cara terbaik menggaunglantangkan sesuatu adalah dengan mencoba menutupinya. Seberapa pun seni dilarang, ia akan selalu menemukan jalannya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu melalui media sosialnya, Sabtu (21/12). Pihak Anies telah mengizinkan kumparan mengutipnya.
Terdapat 5 lukisan yang dilarang tayang:

Konoha I

Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Yos mengungkapkan, lukisan ini bercerita tentang seorang raja mengenakan mahkota Jawa. Dia duduk di singgasana, sambil menginjak orang di bawahnya.
Menurut Yos, dalam lukisan itu dia bercerita tentang terjadinya kehilangan kedaulatan pangan dan tentang sejarahnya. Kemudian diakhiri dengan lukisan yang menggambarkan penguasa, kekuasaan.
ADVERTISEMENT

Konoha II

Lukisan ini bercerita tentang budaya Asal Bapak Senang. Digambarkan dengan visual orang saling menjilat. Juga ada sosok orang-orang yang tidak berbusana.
"Jadi Asal Bapak Senang itu saya terjemahkan jilat pantat," ujar Yos saat menjelaskan pada Jumat (20/12).

Niscaya

Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Bercerita tentang petani memberi makan orang berdasi. Kata Yos, awalnya lukisan ini tidak dipermasalahkan. Namun sesaat sebelum pameran dibuka, kurator meminta lukisan ini diturunkan.
Menurutnya hal tersebut merupakan fakta. Petani itu produsen bahan pokok makan, tetapi yang paling banyak menikmati hasil keringat mereka adalah orang-orang berdasi.
"Tapi kemudian siapa yang menikmati keringat mereka? Kan, orang-orang urban seperti kita. Orang-orang kaya. Dan itu dilarang juga (dipamerkan)," katanya.

Makan Malam

Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: X/ @okkymadasari
Bergambar petani memberi makan anjing-anjing, hal tersebut bermakna sebagai umpatan. "Bagaimana seorang petani tidak relevan dengan konsep pertanian berkelanjutan," kritiknya.
ADVERTISEMENT

2019

Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Menggambarkan seorang petani menuntun sapi menuju ke Istana. "Petani membawa sapi yang saya gambarkan, seperti ke Istana. Loh, itu dianggap vulgar," katanya.

Kendala Teknis

Pernyataan Galeri Nasional soal pameran tunggal karya Yos Suprapto, Jumat (20/12/2024). Foto: Instagram/@galerinasional
Pihak Galeri Nasional juga mengatakan keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan yang matang, demi menjaga kualitas pengalaman pameran yang ingin kami hadirkan.
"Kami memahami kekecewaan yang mungkin ditimbulkan oleh penundaan ini, dan kami mohon maaf kepada seluruh pihak yang telah menantikan pemeran tesebut," demikian statement Galeri Nasional.