Anies Sindir Ahok soal Masalah Banjir Sudah Selesai

17 Februari 2017 17:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anies usai menggunakan hak pilihya. (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Anies usai menggunakan hak pilihya. (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
Banjir masih menggenangi beberapa daerah di Jakarta pada Kami (16/2) kemarin, akibat sungai Ciliwung meluap. Cagub DKI Anies Baswedan mengatakan akan menyelesaikan persoalan banjir secara berbeda di tiap-tiap lokasi melalui ialah konservasi.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada yang harus dibereskannya dengan penambahan situ, ada yang harus dibereskannya dengan vertical drainage, ada yang harus dibereskannya dengan pengerukan. Jadi tidak satu solusi untuk seluruh masalah," ucap Anies di area Masjid Al-Bakrie Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (17/2).
Mobil terendam banjir di Bukit Duri (Foto: Aprillio Akbar/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil terendam banjir di Bukit Duri (Foto: Aprillio Akbar/Antara)
Banjir DKI yang seringkali merupakan banjir kiriman dari wilayah hulu, kata Anies, membuktikan bahwa bagian hulu masih berpotensi masalah banjir. Ia menyinggung Basuki Tjahaja Purnama yang dalam debat pertama mengatakan wilayah hulu sudah tidak ada potensi banjir.
"Jadi ada banjir dari hulu dan beliau mengatakan banjir dari hulu sudah tidak ada masalah lagi," kata Anies.
"Ternyata memang masih masalah dan kami sudah mengatakan itu harus diantisipasi," sambungnya.
SMA 8 Jakarta dikepung banjir. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SMA 8 Jakarta dikepung banjir. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Dengan pendekatan konservasi, Anies mencontohkan ada tiga solusi untuk menyelesaikan masalah banjir dari hulu tersebut. "Satu tentang pengendalian air turun, kedua adalah penampungan air lewat situ, yang ketiga adalah di sananya juga ada proses pelenyerapan air di daerah hulu," tukas Anies.
ADVERTISEMENT
Anies menambahkan, daerah hulu sudah bermasalah sejak adanya pembangunan perkebunan teh dan rumah-rumah, tanpa ada upaya serius untuk mengontrol air agar meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu, pendekatan yang selama ini, katanya, hanya pendekatan horisontal.
"Kalau air hujannya dialirkan horisontal ke sungai ya nanti yang hilir akan terima kiriman. Karena itu di atas sana airnya harus dimasukan ke bawah. Sehingga tidak terkirin ke sini," tutup cagub nomor urut tiga itu.
Banjir di kota Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir di kota Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)