Anies Sindir Capres-Cawapres yang Telikung Kanan-kiri, Dipertanyakan Etikanya

17 November 2023 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, saat ditemui di acara Gathnas Turun Tangan VIII di Grand Sarela, Kabupaten Sleman, Jumat (10/11). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, saat ditemui di acara Gathnas Turun Tangan VIII di Grand Sarela, Kabupaten Sleman, Jumat (10/11). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan bicara soal kehormatan yang bisa didapat dari Pemilu. Bagi dia, Pilpres tak sekadar meraih kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Anies menilai proses pemilu harus dilalui dengan cara-cara terhormat. Dengan begitu, legitimasi masyarakat atas apa pun hasil pemilu didapat.
“Yang mengerjakan dengan cara terhormat, yang tidak pakai telikung sana-sini, yang tidak pakai potong-potong sana-sini, maka dia akan mendapatkan legitimasi dan dia akan mendapatkan kehormatan,” kata Anies dalam sambutannya di acara deklarasi Garda Nusantara, di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, pada Jumat (17/11).
Kondisi ini tentu berbanding terbalik bila cara yang diraih tidak terhormat. Pertanyaan masyarakat yang muncul justru soal etika dalam meraih sebuah kekuasaan.
“Tapi bila dengan telikung kanan-kiri, dipertanyakan etikanya maka yang didapat adalah penghormatan dan penghormatan itu tidak pernah lebih tinggi daripada kehormatan,” lanjutnya.
Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyalami Capres Anies Baswedan dalam acara pengundian nomor urut ketiga pasangan capres-cawapres di KPU RI, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Untuk itu, Anies mengingatkan siapa pun yang masih berada di pemerintahan untuk tidak menggunakan kekuasaan untuk memenangkan aspirasi pribadi. Bila itu diteruskan, secara tidak langsung merendahkan negara.
ADVERTISEMENT
“Tunjukkan bahwa negara tidak merendahkan aspirasi rakyat, tapi negara menghormati aspirasi rakyat dengan cara tidak memanipulasi aspirasi rakyat,” pungkasnya.
Kehadiran Gibran dalam kontestasi Pilpres 2024 terus jadi perbincangan. Gibran bisa jadi cawapres Prabowo setelah ada putusan MK yang menambah syarat capres-cawapres--warga boleh maju meski belum 40 tahun asal pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah.
Sidang dipimpin Anwar Usman yang tak lain paman Gibran. Anwar Usman lalu dijatuhi sanksi etik berat oleh MKMK dan diberhentikan sebagai Ketua MK.