Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Anies Singgung Polugri RI: Pertemuan Pemimpin Global Tahunan Kita di Mana?
8 November 2023 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bacapres Anies Baswedan menyinggung pengaruh politik luar negeri Pemerintah Indonesia yang dinilainya jauh dari negara lain. Anies kemudian mempertanyakan posisi Pemerintah Indonesia dalam pertemuan pimpinan global tahunan.
ADVERTISEMENT
"Pertemuan pemimpin global tahunan kita di mana di situ? Kita harus kembali hadir di sana dan harus membawa pesan kami warga dunia dan penduduk nomor empat terbesar di dunia punya agenda 1, 2, 3, 4, untuk dunia yang harus jadi perhatian," kata Anies di panel diskusi 'Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri' yang diselenggarakan oleh lembaga penelitian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta Pusat, Rabu (8/11).
Menurut Anies, Indonesia harus kembali hadir dan mengambil peran dalam pertemuan penting pemimpin global.
Dia lalu membandingkan pengaruh Indonesia dengan negara lain dalam hal politik luar negeri. Indonesia disebut berada jauh di bawah Singapura.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami melihat ini masalah kalau transaksional seperti ini. Konsekuensinya, index kekuatan di Asia kita mengalami stagnasi atau menurun. Asia Power Index Score Indonesia dari 2018 ke 2023 itu 19,8 menjadi 19.4 padahal untuk negeri sebesar ini rasanya skor Indonesia seharusnya lebih baik. Bahkan kita ini lebih rendah daripada Singapura, Singapura 25 kita 19," jelasnya.
Global Soft Power Index Indonesia
Anies lalu menyinggung pengaruh politik luar negeri Indonesia di mata dunia. Indonesia disebut sempat menduduki posisi ke 41, namun di tahun 2023 jatuh ke posisi 45.
"Kondisi domestik pengaruhi kebijakan luar negeri. Global Soft Power Index Indonesia duduk di 41 kemudian berubah ke 45 di 2023 padahal kita ini negara dengan perekonomian terbesar ke-16 di dunia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, untuk meningkatkan pengaruh politik luar negeri, Indonesia harus kerap masuk ke kelompok-kelompok besar dan berpengaruh negara-negara lain.
"Jadi harusnya kita ini ada di klub yang besar-besar, tidak berada di kelab kecil nah itu potret globalnya. Tapi karena kita tidak ada partisipasi di global maka tuntutan dalam negeri untuk deliver juga menjadi menurun. Kewibawaan kita di dunia Internasional itu harus ditopang dengan credibility atas kebijakan domestik. Kan enggak bisa kebijakan internasional tanpa ditopang oleh kondisi domestik yang baik," tandasnya.