Anies soal Butet Akan Dipolisikan karena Pantun untuk Jokowi: Ancaman Kebebasan

30 Januari 2024 15:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Capres-cawapres nomor urut 1, Anies-Muhaimin saat diwawancarai wartawan usai hadiri acara kampanye akbar di Lapangan Pandawa Saimbang, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres-cawapres nomor urut 1, Anies-Muhaimin saat diwawancarai wartawan usai hadiri acara kampanye akbar di Lapangan Pandawa Saimbang, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres 01 Anies Baswedan menanggapi upaya hukum yang dilakukan relawan Jokowi terhadap budayawan Butet Kartaredjasa. Butet hendak dilaporkan ke Polda DIY terkait pantunnya di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, karena dianggap menghina Jokowi.
ADVERTISEMENT
Menurut Anies upaya hukum itu merupakan ancaman bagi kebebasan mengkritik. Padahal seharusnya kebebasan itu dijaga.
"Ya, ini ancaman atas kebebasan mengkritik pemerintah yaitu turun, sementara itu harus dijaga. Bukankah kita demokrasi?" kata Anies kepada wartawan di Lapangan Pendawa Saimbang, Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1).
Anies lalu berjanji bila terpilih nanti akan menjaga kebebasan untuk bersuara. Ia bahkan ingin menghapus pasal-pasal karet yang bisa menjerat orang karena berpendapat.
"Jadi salah satu komitmen kami ketika kami terpilih maka kita akan menjaga kebebasan akan mengubah aturan-aturan yang dijadikan aturan karet untuk menjerat orang-orang yang mengungkapkan pandangannya tentang kondisi di Indonesia," tutur Anies.
Sebelumnya relawan Jokowi yang terdiri dari terdiri dari Projo DIY, Sedulur Jokowi, dan Jokowi Arus Bawah hari ini datang ke Polda DIY untuk melaporkan Butet Kartaredjasa. Mereka menilai Butet telah menghina Jokowi lewat pantunnya dalam kampanye akbar PDIP di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY yang bertajuk 'Hajatan Rakyat Yogyakarta', Minggu (28/1).
Budayawan Yogyakarta Butet Kartaredjasa, Jumat (13/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Butet hendak dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian. Ketua Projo DIY Aris Widiyartanto mengatakan telah menghina Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Mengatakan Pak Jokowi seperti binatang itu," katanya terkait bagian pantun Butet yang dianggap menghina Jokowi, di Polda DIY, Selasa (30/1).
Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi TKD Prabowo-Gibran, Romi Habie, mengatakan kemungkinan pasal yang akan diajukan terkait perbuatan Butet adalah pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.
"Lalu ditanyakan kepada teman-teman mau UU ITE tetap lanjut atau bagaimana. Oleh karena Undang-Undang ITE yang dijerat adalah pihak lain yang menyebarkan, maka teman-teman relawan meminta agar supaya kriminal umum yang diajukan dalam hal ini perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik. Yang disasar tetap beliau (Butet)," katanya.

Pantun Butet

Budayawan Butet Kartaredjasa turut hadir dalam kampanye akbar PDIP bertajuk Hajatan Rakyat Yogyakarta di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu (28/1/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Berikut isi pantun yang dibacakan Butet dalam kampanye akbar PDIP di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY yang bertajuk 'Hajatan Rakyat Yogyakarta', Minggu (28/1).
ADVERTISEMENT
Pantun Hajatan Rakyat
Ada kucing gondol iwak empal
Aku marah tak lempar sandal.
Jokowi maunya revolusi mental.
Tapi gagal terjungkal jungkal.
Kucingnya kabur kakinya pincang.
Ingin terbang tak bisa melayang.
Ngakali survei supaya menang
Jelas jika menang karena main curang.
Satu-satu aku sayang ibu.
Dua-dua aku sayang ayah.
Jutaan Jokower merasa ditipu
Penampilannya lugu jebul licik ngakali mahkamah.
Lah saiki dulur mu iki, wong edan gundal gandul tanpa cawat.
Bagi mereka tuanku adalah konglomerat.
Gatot kaca tulangnya besi ototnya kawat.
Bagi Ganjar-Mahfud tuanku adalah rakyat.
Di sini nang Kulonprogo makanan tradisional geblek namanya,
kalau di bantul namanya geplak.
Seharusnya kita hormati yang mimpin negara.
Tapi maaf kita muak karena dia memihak.
ADVERTISEMENT
Di sini keselamatn negara dijaga Megawati.
Di sana sembako wira-wiri dibagi Jokowi.