Anies soal Kebebasan Berpendapat: Selama di DKI Dikritik, Tak Pernah Menuntut

30 September 2023 18:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bacapres Anies Baswedan menjadi pembicara dalam acara Youth Summit Ideafest 2023, di JCC, Jakarta, Sabtu (30/9/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bacapres Anies Baswedan menjadi pembicara dalam acara Youth Summit Ideafest 2023, di JCC, Jakarta, Sabtu (30/9/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bacapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, berbicara mengenai kebebasan berpendapat.
ADVERTISEMENT
Anies mengatakan, selama kritik negara masih dengan sebutan-sebutan seperti “Konoha” atau “Wakanda”, artinya masih ada permasalahan dalam kebebasan berbicara.
“Harus diubah itu, satu soal aturan, ada peraturan-peraturan, undang-undang yang karet sifatnya yang bisa digunakan untuk bisa digunakan siapa saja oleh pemegang kewenangan, ini harus diubah menurut saya UU itu supaya ada perasaan kebebasan,” kata Anies di Ideafest yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (30/9).
Anies mencontohkan, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI banyak menerima kritik dari masyarakat dengan sebutan “Konoha” atau “Wakanda”. Namun, ia meminta agar kritik-kritik tersebut tidak dibawa ke ranah hukum.
“Kami di Jakarta kurang apa kritiknya, kurang apa caci makinya, kurang apa framing-nya, pernah ada yang dibawa ke tuntutan? Nol, kami tidak pernah menuntut siapa pun untuk apa pun yang dikatakan,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Anies, siapa pun boleh untuk memberikan kritik. Kendati begitu, ia mengatakan tetap ada batasan untuk memberikan kritik.
“Apa batasnya? Tidak melanggar sikap membahayakan, kalau itu membahayakan, apa? Ancaman fisik, kekerasan tapi selama itu ungkapan pikiran itu sesuatu yang harus dihargai, dihormati,” tutup dia.