Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Anies soal Murid SD Duduk di Lantai karena Nunggak SPP: Guru Harus Dibekali
11 Januari 2025 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anies Baswedan mengomentari adanya siswa SD di Kota Medan yang harus duduk di lantai, karena menunggak uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Menurut mantan Mendikbud ini, guru yang memberikan sanksi tersebut perlu mendapat pembekalan.
"Jadi guru-guru kita perlu dibekali dengan metode-metode pendisiplinan yang benar, metode pendisiplinan yang baru. Sehingga metode-metode lama, yang sudah tidak tepat lagi itu tidak digunakan," kata Anies di Gedung Konvensi TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (11/1).
Anies menyebut, sekolah juga harus turun tangan untuk menelusuri tindakan yang diberikan guru terhadap siswanya.
"Sekolah kemudian perlu memastikan bahwa tindakan-tindakan yang dikerjakan guru adalah tindakan yang edukatif," ujarnya.
Anies menambahkan, sanksi terhadap murid memang perlu diberikan dalam rangka membangun disiplin. Namun, perlu diperhitungkan sanksi yang diberikan tersebut.
"Karena itu semua tindakan pendisiplinan harus tujuannya adalah untuk mengembalikan kepada langkah yang benar dengan cara-cara yang edukatif," ungkap eks Gubernur DKI ini.
ADVERTISEMENT
Seorang murid laki-laki di SD Swasta Abdi Sukma di Kota Medan, berinisial M (10 tahun), bernasib malang harus duduk di lantai selama 3 hari saat proses belajar-mengajar. Ia dihukum oleh wali kelasnya, guru berinisial H, karena telat bayar SPP selama 3 bulan, yakni Oktober-November-Desember 2024.
Total besaran SPP yang harus ia bayar adalah Rp 180 ribu.
Kepala SD S Abdi Sukma, Juli Sari menegaskan, pihaknya tidak mempunyai aturan yang melarang siswa belajar saat SPP menunggak seperti yang diterapkan oleh wali kelas M yakni Hariyati.
Menurut Juli, Hariyati membuat aturan sendiri tanpa koordinasi dengan pihak sekolah.
Untuk itu, kata Juli, insiden ini terjadi lantaran miskomunikasi antara pihak sekolah, wali kelas, dan orang tua korban. Ia pun menyampaikan permohonan maaf.
ADVERTISEMENT
Juli Sari juga sudah menindak tegas Hariyati, guru wali kelas yang menghukum M duduk di lantai selama 3 hari. Juli bilang, Hariyati sudah diberikan surat peringatan secara tertulis.
“Kami sudah rapat tadi dengan guru-guru dan pihak yayasan sudah diperingati, sudah ada peringatan tertulisnya,” kata Juli saat dikonfirmasi, Jumat (10/1).
“Insyallah Senin kami akan rapat dengan ketua yayasan dan bendahara, nanti akan dirapatkan lagi,” sambung dia.
Masalah ini diklaim terjadi lantaran miskomunikasi dan sudah diselesaikan oleh pihak sekolah dan orang tua M, yakni Kamelia.