Anies soal Tema Debat Diperluas: Harus Siap Ketemu Urusan A sampai Z

6 Januari 2024 3:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paslon 01 Anies-Cak Imin di Tennis Indoor Senayan, Jumat (5/1)  Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Paslon 01 Anies-Cak Imin di Tennis Indoor Senayan, Jumat (5/1) Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Debat pilpres ketiga akan digelar pada Minggu (7/1). Dalam debat tersebut giliran capres dari masing-masing paslon yang berkontestasi yang akan tampil.
ADVERTISEMENT
Tema debat ketiga diperluas. Semula ada empat subtema, Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik. Saat ini bertambah menjadi enam subtema dengan tambahan Globalisasi dan Politik Luar Negeri.
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan tampak tak masalah dengan penambahan tersebut. Sebab menurutnya, dalam acara 'Desak Anies' pun, aspirasi yang ia terima tidak dikotak-kotakan dengan tema, tetapi terkait semua masalah di masyarakat.
"Gimana ya, Saya biasa di acara Desak Anies enggak ada perluasan enggak ada persempitan, bebas," kata Anies usai menghadiri acara Re Solusi Indonesia di Tennis Indoor Senayan, Jumat (5/1).
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan menghadiri acara Desak Anies di Lapangan Cindua Mato, Sumatera Barat, Rabu (3/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
Anies tak bicara banyak soal tema debat. Dia lebih banyak mencontohkan soal 'Desak Anies'.
Dalam 'Desak Anies', dialog yang ia lakukan tak bisa berpatok hanya pada tema spesifik saja. Masyarakat, kata dia, punya masalah beragam.
ADVERTISEMENT
"Masalah yang ada di masyarakat itu A sampai Z, dan kalau bertugas di negeri ini ya harus siap untuk ketemu dengan urusan A sampai Z, ini kan bukan ujian yang pakai kisi-kisi, bukan. Justru kenapa kami mendorong Slepet Imin, Desak Anies, supaya rakyat bisa berdialog dengan calon," kata Anies.
Menurut Anies, dengan dialog, masyarakat akan tahu kesamaan antara yang mereka inginkan dengan apa yang dipikirkan oleh calon presiden-wakil presiden, sehingga bisa menentukan pilihan dengan tepat. Jika tak ada dialog, maka masyarakat tidak akan tahu.
"Pilpres ini bukan pemilihan foto untuk ruang kelas sekolah-sekolah di Indonesia, pilpres ini bukan pemilihan foto untuk dipasang di kantor-kantor seluruh Indonesia. Pilpres ini adalah tentang memilih orang untuk mengambil keputusan, dan mengambil keputusan perlu lebih dari foto. Mengambil keputusan itu perlu paham cara berpikirnya, rekam jejaknya, nah cara dialog seperti ini adalah cara yang terbuka dan kami yakin ini perubahan yang kita dorong," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi perubahannya bukan bila sudah bertugas, tapi dari masa kampanye kami sudah mendorong agar demokrasi kita kampanye kita lebih berkualitas," pungkasnya.