Anies: Tren Kasus Kematian Pasien Omicron di Jakarta di Bawah Varian Delta

9 Februari 2022 5:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan usai Talk Show Kebangsaan di Rumah Makan Losari Makassar, Jumat (21/1) malam. Foto: Dok: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan usai Talk Show Kebangsaan di Rumah Makan Losari Makassar, Jumat (21/1) malam. Foto: Dok: Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan kondisi terkini penanganan kasus COVID-19 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan meskipun temuan kasus positif harian saat ini merupakan yang tertinggi selama 2 tahun terakhir, tren kematian masih berada di bawah kasus tahun lalu, saat Jakarta berada di puncak gelombang kedua.
“Saat puncak gelombang kedua yang lalu angka kematian positif COVID-19 mencapai sampai 200-an dalam sehari. Saat ini angka kematian dalam kisaran 30 per hari,” kata Anies dikutip dari instagram @aniesbaswedan, Rabu (9/2).
Menurut Anies, rendahnya temuan kasus kematian akibat varian terbaru ini disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah varian Omicron yang dinilai lebih ringan jika dibandingkan dengan varian Delta.
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Anies juga berpendapat, rendahnya angka kematian disebabkan oleh capaian vaksinasi warga Jakarta yang sudah jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan kasus kematian masih didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksin lengkap,” jelas Anies.
“Kita semua sadar, satu kematian saja akibat COVID-19 tetap terlalu banyak dan harus dicegah sekuat tenaga,” lanjutnya.
Meskipun menurut Anies angka kematian yang lebih rendah ini membuatnya lebih tenang, Pemprov DKI tetap tidak boleh terlena dan menyepelekan keadaan.
Petugas pemakaman beristirahat di area pemakaman khusus COVID-19 di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/7). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Sebab jika dilihat dari temuan kasus harian, jumlah kasus harian tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu.
Per Sabtu (6/2) kemarin, ditemukan 15.825 kasus dalam sehari. Angka ini melebihi rekor tertinggi temuan kasus pada gelombang kedua.
“Walaupun fatality rate lebih rendah, tapi bila jumlah kasusnya berlipat lebih banyak, maka jumlah kematian absolut tetap bisa tinggi seperti gelombang kedua,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, per Selasa (8/2), kasus aktif COVID-19 di Jakarta mencapai 80.162 kasus dengan tambahan 40 kasus kematian.