Anies: Tren Penurunan COVID-19 Nyata Terlihat, tapi Masih Jauh dari Ideal

26 Juli 2021 18:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam apel virtual mengapresiasi kepada seluruh jajaran Satpol PP DKI Jakarta yang telah menjalankan tugas pada PPKM Darurat. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam apel virtual mengapresiasi kepada seluruh jajaran Satpol PP DKI Jakarta yang telah menjalankan tugas pada PPKM Darurat. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai saat ini kasus corona di Jakarta mengalami penurunan. Namun kondisinya masih belum ideal dibandingkan pada gelombang pertama.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah antrean di IGD sudah terurai. Tapi tempat tidur kamar isolasi masih padat, ICU juga masih padat. Jadi, kalau lihat situasi ini, tren penurunan itu nyata terlihat, tapi situasi ini masih jauh dari ideal," kata Anies dalam keterangannya, Senin (26/7).
Anies menjelaskan kasus aktif saat ini berada di angka 64 ribu, jumlah tersebut berbanding jauh dengan yang terjadi pada 13 Juli 2021. Namun jumlah itu masih dua kali lipat dibanding saat puncak gelombang pertama.
Selain itu juga jumlah positivity rate mengalami penurunan dari 45 persen ke 25 persen. Namun kembali lagi angka penurunan itu masih di atas standar WHO yang menetapkan sebesar 5 persen.
Maka itu Anies meminta masyarakat terus berusaha bersama pemerintah memperkecil angka kasus corona di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Saat ini, BOR rumah sakit corona di Jakarta untuk isolasi 73%, ICU 89%, dan Wisma Atlet 50%.
Kondisi Terkini IGD Rumah Sakit di Jakarta. Foto: Youtube/PEMPROV DKI JAKARTA
"Karena itu penting sekali bagi kita semua untuk yuk kita lanjutkan, yuk kita teruskan momentum perbaikan ini. Urutannya kira-kira begini situasi yang kita hadapi positivity rate kita turun, antrean IGD-nya mulai terurai atau tidak lagi ada antrean, kamar IGD-nya mulai longgar," kata Anies.
"Lalu bertahap, rawat inapnya berkurang jumlah pasiennya, ICU-nya juga berkurang," tambah Anies.
Kondisi saat ini, kata Anies, bagai rumah yang atapnya tengah bocor. Selain menampung air yang masuk dari lubang, kita juga harus menambal lubang tersebut.
"Ini kalau kita sering analogikan bahwa situasi ini seperti rumah yang atapnya bocor, kemarin kita siapkan tempat untuk menampung kebocorannya itu yaitu dengan adanya pasang ember diperluas embernya, tapi juga harus menambal lubangnya," kata Anies.
Infografik Vaksin COVID-19 yang sudah disetujui BPOM. Foto: kumparan