Anies: Warga Isoman Lapor ke RT/RW Agar Kebutuhan Pokok dan Obat Terpenuhi

19 Juli 2021 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melayani permintaan swafoto pengemudi ojek daring usai memantau titik penyekatan baru di Mampang, Jakarta, Kamis (15/7).  Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melayani permintaan swafoto pengemudi ojek daring usai memantau titik penyekatan baru di Mampang, Jakarta, Kamis (15/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Satgas COVID-19 di tiap RT dan RW untuk lebih sering memantau warganya yang sedang isolasi mandiri (isoman) akibat COVID-19.
ADVERTISEMENT
Arahan ini diberikan Anies menyusul munculnya beberapa kasus warga meninggal saat tengah isoman di rumah mereka. Bagi yang menjalani isoman juga diharapkan lapor ke pihak RT dan RW setempat agar dibantu kebutuhannya.
"Apabila merasakan gejala memerlukan bantuan bagi yang bersangkutan [sedang isoman], mohon untuk bisa mengabari kepada ketua RT, [ketua] RW, gugus tugas," ujar Anies di Monas, Jakarta Pusat, Senin (19/7).
"Kami pun menugaskan kepada lurah, camat untuk mengidentifikasi semua orang di wilayahnya yang sedang isolasi mandiri, sehingga mereka kebutuhan pokoknya terpenuhi, kebutuhan obatnya terpenuhi," lanjutnya.
Anies juga mengingatkan bahwa kini warga yang isoman bisa memanfaatkan fasilitas telemedicine untuk mendapatkan obat dan vitamin yang dibutuhkan untuk pengobatan. Bagi warga yang tidak bisa menggunakan gadget untuk memanfaatkan telemedicine, ia meminta jajarannya agar ikut membantu.
ADVERTISEMENT
"Kami menugaskan kepada jajaran untuk membantu warga yang tidak bisa menggunakan perangkat digital untuk konsultasi medis. Karena seluruh konsultasi menggunakan alat digital, sebagian dari masyarakat tidak bisa, nah ada pendampingan untuk bisa membantu itu," tutur Anies.
Sebelumnya, Lapor COVID-19 melaporkan semakin banyak pasien yang isoman berujung meninggal dunia. Di DKI Jakarta, salah satunya, pasien isoman akibat COVID-19 yang meninggal dunia dilaporkan mencapai 45 orang per harinya.
Pendistribusian obat kepada warga isolasi mandri di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara. Foto: Pemkot Jakarta Utara
“Nah, ini data sementara kami sampai tadi malam hampir 450 pasien isoman yang terlacak dan dilaporkan meninggal di berbagai daerah di Indonesia. Kami yakin ini fenomena gunung es karena tidak semua diberitakan atau terlaporkan,” kata Co-Inisiator Lapor COVID-19 Ahmad Arif, dalam diskusi virtual di YouTube CISDI, Senin (12/7).
ADVERTISEMENT
“Misalnya kami komunikasi dengan teman-teman di Dinkes Jakarta, ya, bahwa mereka rata-rata sehari itu menerima laporan ada 45 pasien isoman yang meninggal di rumah. Kami sekarang berkoordinasi dengan DKI Jakarta untuk meminta data per harinya yang untuk kemudian bisa kami integrasikan dengan data di Lapor COVID-19,” imbuhnya.
Mayoritas faktor penyebab meninggalnya para pasien COVID-19 yang melakukan isoman di rumah adalah mereka tidak terpantau hingga terlambat dibawa ke rumah sakit.