Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anis Matta: Banyak Muhajirin Politik Gabung Partai Gelora, Orang yang Move On
7 Agustus 2022 13:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menyadari partainya sebagai pendatang baru di gelanggang politik nasional harus memasang target realistis.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan di Pemilu 2024 , Gelora ingin lolos ambang batas parlemen (Parliamentary threshold).
“Saya sadar betul, kita barus bekerja secara realistis. Target kami pada pemilu 2024 lolos threshold 4 persen,” kata Anis Matta dalam konferensi pers usai menyerahkan berkas pendaftaran sebagai parpol bakal calon peserta Pemilu 2024 di kantor KPU, Jakarta, Minggu (7/8)
“Kami yakin bahwa insyaallah angka itu bisa kita lewati pada Pemilu 2024 yang akan datang,” imbuh Anis.
Eks Presiden PKS ini menyebut, kader yang datang ke KPU pagi ini adalah para muhajirin (mereka yang hijrah). Dalam kesempatan itu hadir Mahfuds Siddiq, Fahri Hamzah hingga Eks Politikus Demokrat Deddy Mizwar.
“Sekali lagi terima kasih, juga kepada teman-teman DPN (Dewan Pimpinan Nasional) yang menyertai saya pada pendaftaran ini, dan ini kebetulan kebanyakan adalah para muhajirin politik orang orang yang move on bergabung di Gelora,” tutur Anis.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Anis menyampaikan apresiasinya kepada seluruh kader yang berpartisipasi dalam pendaftaran ke KPU di tengah keterbatasan sumber daya, apalagi di tengah pandemi COVID-19.
“Tapi kami percaya dalam politik ada satu prinsip yang selalu saya pegang dari dulu uang mengikuti ide, dan ini yang membuat kami alhamdulillah bisa bekerja dengan keterbatasan yang kami miliki,” tandas mantan Wakil Ketua DPR ini.
Kehadiran Gelora di kancah politik nasional sempat disebut-sebut akan mengganggu dominasi PKS.
Namun, hal ini dibantah para elite Gelora sebab Partai Gelora adalah Partai nasionalis yang membuka diri kepada seluruh anak bangsa. Sementara PKS lebih berciri ‘Partai Islam’