Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anjing Mati di Kandang Pelindung, Animal Defenders Tersandung
15 April 2017 6:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Melanie Subono menangis.
ADVERTISEMENT
Nina adalah anjing jenis pug --memiliki wajah keriput dengan tubuh berukuran sedang. Saat diadopsi Melanie, Nina telah dua kali dibuang oleh pemilik yang sebelumnya, dan ia diambil Garda Satwa setelah ditemukan di Tanah Abang dengan luka bacok di tubuhnya.
Dari Nina semua ini bermula.
Mei 2016, Nina bersama empat anjing milik Melanie --yang kerap disebut “anak-anak”-- dititipkan ke shelter Animal Defenders Indonesia, organisasi penyelamat hewan yang digawangi Doni Herdaru Tona.
Melanie terpaksa menitipkan kelima anjingnya tersebut karena saat itu ia sibuk mengurus perceraian, mengalami kecelakaan, dan melewati rangkaian peristiwa tak menyenangkan lain yang terjadi secara beruntun.
Pendeknya, itu masa-masa Melanie mengalami kesulitan dalam hidup. Karenanya, Melanie menerima saran Doni yang waktu itu menawarkan kepadanya untuk mengurus anjing-anjingnya. Apalagi, Doni bukan orang baru buat Melanie.
ADVERTISEMENT
“Kebetulan gue kenal Doni udah lama banget. Dia juga anak musik, vokalis. Gue membanggakan tempat itu (Animal Defenders) ke teman-teman lain,” kata Melanie di Jakarta, Jumat (14/4).
Empat bulan kemudian, September 2016, Melanie yang sudah tinggal di rumah baru, ingin mengambil kelima anak-anak berbulunya tersebut. Namun dari lima ekor, hanya empat yang kembali. Sementara Nina, yang berulang kali hendak ia ambil namun selalu gagal, hingga kini tak pernah kembali.
Melanie putus asa, tak tahu lagi bagaimana caranya mengambil Nina, sementara Doni terkesan terus menghindar ketika hendak ia temui.
Hingga lima hari lalu, Minggu 9 April, Melanie “menjerit” lewat blog pribadinya. Ia menceritakan kekecewaan dan kemarahannya karena tak bisa bertemu Nina melalui tulisan berjudul “Untuk Mas Doni” .
ADVERTISEMENT
Dalam kronologi yang ia tulis di blognya itu, Melanie menceritakan betapa Doni selalu berkilah jika ia ingin bertemu Nina, sampai-sampai Melanie melapor ke Garda Satwa --tempat ia mengadopsi Nina-- karena merasa tak bertanggung jawab sebab tak bisa merawat Nina.
Hingga akhirnya Melanie mengetahui bahwa Nina sudah mati.
“Akhirnya gue dapat kabar dari kennel boy (pengurus anjing) yang kerja di Animal Defenders --tapi terus dipukulin sama Doni dan segala macem dan gak tahan lihat apapun di sana (lalu keluar), Nina udah meninggal beberapa bulan,” ujar Melanie dengan air mata berderai via akun Instagram-nya, Selasa (11/4).
“Kami dapat info Nina sempat sobek perutnya digigit pit bull,” kata manajer Melanie, Dian, secara terpisah.
ADVERTISEMENT
Melanie meradang.
Ia merasa dibohongi dan dikhianati, karena Doni --pria yang selama ini sudah ia anggap teman baik-- tidak pernah memberi tahu perihal kematian Nina. Pun, Doni seolah-olah tutup mulut soal itu dan justru menyembunyikan fakta.
Semua cerita dikumpulkan Melanie. Ia mulai bergerak mengusut, menjumpai orang-orang yang pernah bersentuhan dengan Animal Defenders, dan mencari tahu apa yang sebenarnya ada di balik dinding markas organisasi penyelamat hewan itu.
ADVERTISEMENT
“Hal buruk terjadi terus-menerus hanya karena pembiaran. Gak guna kalian ngadu dengan semua bukti di inbox gw tapi gak berani speak up. Yuk kali ini kita semua barengan ke media dan jalur hukum. … dengan cerita lengkap dan bukti. Termasuk kemarin mantan-mantan pegawai sana (Animal Defenders) yang ngasih gw lihat bukti-bukti menakutkan.”
Demikian ajakan Melanie via Instagram. Kesedihannya berbuah kemarahan, dan ia memilih menempuh jalur hukum untuk menuntaskan perkara itu.
“Dengan bukti penyiksaan manusia dan hewan yang sudah elo lakukan, gue ketemu elo di pengadilan,” kata Melanie.
Hari itu juga, Selasa 11 April, Melanie memulai perang terbuka dengan Animal Defenders. Ia kian gencar mengumpulkan bukti-bukti dari para korban lain. Melanie bahkan menyebut beberapa pegawai Animal Defenders mengalami kasus kekerasan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi tudingan penelantaran hewan, Doni selaku founder Animal Defenders memberikan pernyataan. Melalui akun Instagram pribadinya, ia meminta maaf kepada Melanie. Menurut Doni, alasan dia tak memberitahukan kematian Nina kepada Melanie adalah untuk menjaga perasaannya, karena sebelumnya Melanie baru saja kehilangan Rancid, anjingnya yang lain.
Doni juga membantah Nina digigit pit bull selama berada di shelter Animal Defenders. Ia mengatakan, Nina mengalami luka sobek di perut justru karena berkelahi dengan Neng, anjing Melanie yang lain.
“Yang tengkar hanya dua ini saja (Neng dan Nina). Anjing-anjing kami gak pernah ikutan. Dan tidak ada pit bull yang campur ke kelompok anjing utama pada masa Nina dan Neng ada di shelter. Nina suatu kali provokasi Neng, dan Neng merespons, mengakibatkan luka sobek di perut (Nina). Kami antar ke klinik Drh Mahda untuk ditangani/dijahit,” demikian penjelasan Doni.
ADVERTISEMENT
Doni pun menyertakan rekaman medis yang ia sebut milik Nina, untuk menampik tuduhan bahwa Nina tak dirawat dengan semestinya.
Namun, menurut Doni, alasan kenapa semua itu tak diinformasikan ke Melanie, hanya satu: supaya Melanie tak cemas pada anak-anak berbulunya.
Kasus dugaan kekerasan dan penelantaran hewan oleh Animal Defenders kini membagi netizen ke dalam dua kubu: pendukung Melanie dan pendukung Animal Defenders.
Namun di atas semua itu, yang terpenting adalah untuk segera mengungkap kebenaran dalam kasus tersebut.