Anjing Purba Paling Langka Ditemukan di Puncak Jaya, Papua

27 September 2017 17:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing liar dataran Papua (Foto: dok. New Guinea Wild High Dog Foundation)
zoom-in-whitePerbesar
Anjing liar dataran Papua (Foto: dok. New Guinea Wild High Dog Foundation)
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya dalam 50 tahun, para peneliti mengkonfirmasi keberadaan anjing liar dataran tinggi Papua (New Guinea Highland Wild Dogs) yang sudah lama dianggap punah.
ADVERTISEMENT
Anjing liar dataran tinggi Papua ini dianggap sebagai salah satu spesies anjing paling langka di dunia. Anjing ini ditemukan pertama kali pada tahun 1897 oleh Charles Walter De Vis.
Penemuan ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh New Guinea High Wild Dog Foundation (NGHWDF) dan tim dari Universitas Papua (UNIPA) yang dipimpin oleh ahli zoologi James K Mclntyre sejak September 2016. Hasilnya, beberapa foto keberadaan anjing liar dataran tinggi Papua berhasil diabadikan.
"Penemuan dan konfirmasi keberadaan anjing liar ini untuk pertama kalinya dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun bukan hanya sesuatu yang menarik tetapi juga merupakan kesempatan yang luar biasa bagi ilmu pengetahuan," tulis NGHWDF dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Anjing liar dataran Papua (Foto: dok. New Guinea Wild High Dog Foundation)
zoom-in-whitePerbesar
Anjing liar dataran Papua (Foto: dok. New Guinea Wild High Dog Foundation)
Sepanjang penelitan, tim peneliti memasang kamera perangkap yang berhasil menangkap lebih dari 100 foto 15 anjing liar yang hidup di ketinggian 3700-4600 meter di atas permukaan laut, Puncak Jaya.
Bukti-bukti DNA menunjukkan bahwa anjing liar daratan Papua merupakan anjing paling primitif yang hidup saat ini. Anjing ini diyakini masih merupakan kerabat dari Anjing menyanyi Papua Nugini (Canis Hallstromi atau New Guinea Singing Dog) yang hanya hidup dalam penangkaran serta anjing dingo Australia.
Dilansir dari Science Alert, anjing liar dataran tinggi diperkirakan sudah hidup di Papua sejak 6.000 tahun yang lalu.
Penemuan ini menjadi keberhasilan besar mengingat beberapa studi di tahun 2005 dan 2012 pernah menyatakan anjing liar dataran tinggi ini masih hidup tapi tanpa menggunakan bukti-bukti yang konkret.
ADVERTISEMENT
NGHWDF menyatakan penlitian terhadap anjing-anjing dataran tinggi sangat penting terutama untuk mengetahui proses evolusi mereka.
"Studi lebih lanjut tidak hanya penting untuk mengukur kondisi dan kesehatan ekosistem yang didiami anjing ini, namun penting untuk memahami hubungan evolusi anjing dan migrasi manusia,"