Antara Sugiarti, Julianto dan Teror Order GoFood

9 Juli 2017 21:50 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sugiarti alias Arty (Foto: Aria Pradana)
zoom-in-whitePerbesar
Sugiarti alias Arty (Foto: Aria Pradana)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepertinya hanya polisi yang bisa mencari titik cerah kasus order fiktif GoFood yang menimpa Julianto Sudrajat (29). Julianto menuding Sugiarti alias Arty sebagai pelaku setelah dia menolak cinta sang gadis, namun Arty menyangkal tuduhan itu dan justru mengaku difitnah dan dizalimi.
ADVERTISEMENT
Julianto mengaku mengenal Arty lewat Facebook. Hal ini juga diakui oleh Arty yang ditemui kumparan (kumparan.com) di rumahnya di kawasan Jakarta Timur, Minggu (9/7) pagi.
Menurut Arty, dia berkenalan dengan Julianto di Facebook pada 21 Desember 2016. Saat itu dia menerima pesan inbox dari Julianto. “Diinbox, tapi tidak pernah ketemu,” ujarnya.
Komunikasi ini berlanjut lagi pada tahun 2017. “Dia muncul lagi di chat, tahun 2017, minta ketemuan,” ujar Arty.
Julianto Sudrajat (Foto: Facebook Julianto Sudrajat)
zoom-in-whitePerbesar
Julianto Sudrajat (Foto: Facebook Julianto Sudrajat)
Versi Arty, pertemuan akhirnya terjadi pada 2 Juli. Arty mengaku diminta Julianto main ke rumahnya. Namun Arty enggan karena masak perempuan main ke rumah lelaki. Namun Julianto meyakinkan bahwa orang tuanya baik dan tidak akan mengusir Arty.
Sementara itu, Julianto juga mengaku bahwa selama berteman dengan Arty, mereka baru sekali bertemu. Menurut Julianto, Arty sempat menyatakan isi hatinya kepada Julianto. Namun Julianto tidak memberi lampu hijau.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 3 Juli, Julianto mulai mendapat kiriman GoFood.
Saat itu Julianto sedang bekerja di kantornya di sebuah bank swasta di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Seorang driver Gojek datang mengantar pesanan GoFood senilai Rp 200 ribu atas nama Julianto.
"Saya nggak merasa pesan, tapi karena nama di aplikasi itu nama saya ya, terpaksa dibayar," kata Julianto saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (7/7/2017).
Bukan hanya sekali, selang 20 menit driver Gojek yang lain datang mencari Julianto. Dia juga membawa pesanan GoFood. Tiga kali, empat, hingga enam kali driver Gojek yang berbeda datang mencari Julianto untuk mengantarkan pesanan GoFood.
Julianto yang kebingungan ingin menolak pesanan, namun tak bisa karena kasihan pada driver Gojek. Terpaksa dia harus kembali merogoh koceknya hingga Rp 600 ribu lebih.
ADVERTISEMENT
Menurut Julianto, saat mengambil pesanan GoFood, driver Gojek sudah melakukan konfirmasi terlebih dahulu via telepon. Meski nama pemesan adalah Julianto Sudrajat, tetapi yang selalu mengangkat telepon justru seorang perempuan. Dia memastikan order sesuai pesanan dan meminta diantar ke alamat yang tertera di aplikasi, yakni alamat kantor Julianto.
Saat tiba di lokasi untuk mengantar pesanan, driver Gojek kembali menghubungi nomor yang tertera di aplikasi namun tidak aktif.
"Akhirnya driver Gojeknya kan langsung cari saya di kantor karena nomor yang ditelepon nggak aktif. Nomor yang itu padahal bukan nomor saya," ucap Julianto.
Teror order fiktif GoFood masih berlanjut pada Selasa, Rabu hingga Kamis (6/7). Julianto terus kedatangan pesanan GoFood hingga dia kewalahan. Bahkan teman sekantornya juga ikut membayar pesanan itu kepada driver Gojek.
ADVERTISEMENT
"Teman saya sampai patungan buat bayarin GoFood-nya," katanya.
Julianto menambahkan selain GoFood, dia juga pernah didatangi driver GoBox yang datang ke kantor dan ke rumahnya.
"Katanya saya beli kulkas minta dibawain pakai GoBox, terus datang ke rumah katanya mau pindahan pakai GoBox," ucapnya. Padahal biaya memesan GoBox tidaklah murah.
Julianto mencium pelaku teror itu adalah Arty. Apalagi Arty juga membanjiri timeline media sosial bank tempat Julianto bekerja dengan tudingan yang menyudutkan Julianto. Pihak bank akhirnya memberhentikan Julianto yang bekerja sebagai tenaga outsourcing dan akan menerimanya kembali jika kasusnya dengan Arty selesai.
Kasus ini mulai terkuak ketika sejumlah netizen memposting derita seorang driver GoFood yang membawa pesanan Bebek Keleyo Rp 225 ribu. Ternyata orderan itu fiktif dan telah terulang kali terjadi karena si pemesan ponselnya mati.
ADVERTISEMENT
Kemudian muncullah klarifikasi dari Eris Riswandi dengan postingan di Facebook berjudul "CINTA DITOLAK.. PASUKAN GO FOOD DI KERAHKAN" yang isinya menjelaskan bahwa Yulianto hanyalah korban dari seorang wanita yang ditolak cintanya.
Di akunnya Eris Riswandi juga menyertakan percakapan pelaku order fiktif (diperkirakan cewek yang naksir Julianto) dengan driver Gojek yang mengantarkan pesanan GoFood. "Di sini pelaku berpura-pura menjadi keponakannya dan memaksa Julianto menikahi tantenya (pelaku)," tulis Eris.
Julianto pada Sabtu (8/7) petang melaporkan kasus yang membuatnya tekor jutaan rupiah ini ke Polres Jakarta Timur. Dia juga melapor ke manajemen Gojek dan dijanjikan IP atas namanya ditutup sehingga tidak ada yang bisa pesanan GoFood mengatasnamakan Julianto.
ADVERTISEMENT
Kapolres Jakarta Timur berjanji akan mengusut kasus ini untuk mengetahui motif dan cerita yang sebenarnya.
Media sosial Arty tak luput dari caci maki dan nasihat para netizen agar dia menyelesaikan masalahnya baik-baik. Arty mengaku sedih atas hal itu. Dia merasa difitnah dan dizalimi. Akun Facebook Arty tak lagi bisa dibuka, namun Arty menyangkal dia menutupnya.
Arty juga menyangkal semua tuduhan Julianto. “Saya nggak mesan (GoFood), itu nggak bener,” kata Arty yang telah resign dari pekerjaannya di sebuah apotek.
Versi siapa yang benar, biarlah pak polisi mengusutnya.