Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Antibodi COVID-19 Perempuan Lebih Tinggi dari Laki-laki, Ini Kata Ahli UI
20 April 2022 20:16 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dalam survei serologi yang dilakukan pada 21 Kabupaten/Kota di Jawa-Bali oleh FKM UI menunjukkan bahwa kadar antibodi yang dimiliki perempuan lebih tinggi dibanding pada laki-laki. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
Hasilnya, pada survei Maret 2022 antibodi warga perempuan di angka 6.623. Sementara laki-laki di angka 5.167.
Epidemiolog UI, Prof Iwan Ariawan, menjelaskan hal tersebut terjadi karena kemungkinan karena perempuan itu lebih berisiko untuk terinfeksi di Indonesia karena interaksi sosial yang terjadi.
“Kenapa lebih berisiko terinfeksi ya kita lihat bahwa risiko terinfeksi terjadi karena interaksi sosial, jadi lebih banyak berkerumun lebih banyak bepergian kita lihat nya seperti itu,” ungkap Prof Iwan, Rabu (20/4).
Ia menjelaskan bahwa sero survei yang dilakukan pada Desember 2021 juga menunjukan hasil yang sama. Bahwa kadar antibodi perempuan lebih tinggi seperti yang disurvei dalam lingkupnya lebih kecil di kelurahan Jakarta Utara juga demikian.
“Pada sero survei Desember 2021 hasilnya juga sama seperti itu, kemudian pada sero survei yang sifatnya lebih kecil di Jakarta sama pada perempuan lebih tinggi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Meskipun kalau kita lihat enggak terlalu banyak bedanya tadi yang punya kadar antibodi berbeda, tetapi enggak terlalu banyak. Sebetulnya kalau kita lihat di semua kelompok baik laki-laki maupun perempuan baik kelompok umur itu sama kadar antibodinya di survei 21 kabupaten kota itu sudah tinggi, ” tutup dia.
FKM UI bekerja sama dengan Kemenkes melakukan survei seroprevalensi di Jawa-Bali pada Maret 2022. Hasilnya, 99,2 persen penduduk memiliki antibodi COVID-19, baik karena infeksi maupun vaksinasi.
Para peneliti menggunakan metode panel sampel pada survei ini. Mereka menganalisis total 2.100 sampel di 21 Kabupaten/Kota di Jawa-Bali.
FKM menjelaskan, setiap provinsi diambil 100 sampel. Provinsi yang dimaksud yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, dan DI Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Yang dicek riwayat vaksinasi dan terdeteksi pernah mengalami COVID-19," kata Iwan Ariawan.
Reporter: Rachel Koinonia dan Devi Pattricia