Antisipasi Bencana Nuklir di Ukraina, Polandia Distribusikan Tablet Anti-Radiasi

1 Oktober 2022 13:11 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi zat radioaktif. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi zat radioaktif. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polandia mulai mendistribusikan tablet iodin atau yodium ke seluruh negeri demi mengantisipasi paparan radioaktif akibat invasi Rusia di Ukraina pada Jumat (30/9).
ADVERTISEMENT
Iodin diyakini dapat melindungi tubuh dari risiko kanker tiroid dalam kasus paparan radioaktif. Pejabat Polandia lantas menyalurkan tablet iodin kepada kantor pemadam kebakaran regional.
Pihak berwenang kemudian akan menyalurkannya ke titik-titik distribusi seperti sekolah. Masyarakat akan mengambilnya bila perlu. Polandia mengatakan, pihaknya memiliki pasokan iodin yang mencukupi bagi semua orang yang mungkin membutuhkannya.
Polandia mengambil langkah itu sebagai tanggapan atas pertempuran di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina. Kecelakaan di situs nuklir terbesar di Eropa tersebut bisa menimbulkan bencana seperti ledakan Chernobyl pada 1986.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, yang terletak di daerah Enerhodar yang dikuasai Rusia, dilihat dari Nikopol. Foto: Ed Jones/AFP
Penembakan yang menghantam sekitar pabrik itu telah merusak bangunan dekat enam reaktor nuklir dan sempat memutus jaringan listrik. Potensi bencana nuklir akibatnya bisa memengaruhi negara-negara tetangga, termasuk Polandia. Kendati demikian, otoritas menyangkal adanya alasan bagi masyarakat untuk khawatir.
ADVERTISEMENT
"Setelah media melaporkan tentang pertempuran di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, kami memutuskan terlebih dahulu untuk mengambil tindakan perlindungan untuk mendistribusikan iodin," jelas Wakil Menteri Dalam Negeri Polandia, Blazej Pobozy, dikutip dari Reuters, Sabtu (1/10).
"Saya ingin meyakinkan semua warga bahwa ini adalah tindakan rutin dan pencegahan yang akan melindungi kita bila terjadi situasi yang saya harap tidak akan terjadi," tambahnya.
Sebuah mobil hancur di dekat struktur New Safe Confinement (NSC) di atas sarkofagus tua yang menutupi reaktor keempat yang rusak di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, di Chernobyl, Ukraina, Sabtu (16/4/2022). Foto: Gleb Garanich/REUTERS
Bencana nuklir di fasilitas itu akan melepaskan yodium radioaktif ke atmosfer yang meningkatkan risiko kanker tiroid bila terhirup. Tablet iodin dapat membantu mencegah konsentrasi yodium radioaktif di kelenjar tiroid, sehingga dikeluarkan secara alami melalui urine.
Dalam konferensi pers di Polandia, Dokter Wojciech Zgliczynski memperingatkan agar warga tidak mengonsumsi tablet anti-radiasi kecuali memerlukannya. Anak-anak, remaja, orang hamil dan menyusui paling berisiko terkena kanker akibat paparan radiasi.
ADVERTISEMENT
Pobozy menambahkan, tablet iodin adalah pencegahan dalam skenario kecelakaan nuklir. Sehingga, tablet itu tidak bisa membantu dalam kasus serangan senjata nuklir taktis. Tetapi, serangan nuklir memiliki kemungkinan lebih kecil terjadi daripada kecelakaan nuklir.
"Isotop yang sama sekali berbeda dilepaskan, sayangnya tidak ada tablet untuk melindungi kita dalam kasus itu," terang Pobozy.
Ilustrasi pemeriksaan kelenjar tiroid bayi. Foto: Roman Zaiets/shutterstock
Invasi Rusia tentu tidak hanya menggelisahkan negara-negara bekas Uni Soviet. Ancaman bencana nuklir juga mendesak penduduk setempat untuk menimbun tablet iodin sejak awal peperangan.
Zaporizhzhia mulai mendistribusikan tablet iodin pada akhir Agustus. Kota tersebut terletak sekitar 50 kilometer dari PLTN Zaporizhzhia. Hanya dalam waktu dua hari, 5.000 penduduk lokal telah mendapatkan tablet iodin dari 13 sekolah di Zaporizhzhia.
"Tablet ini diambil bila ada bahaya, saat alarm berbunyi," ujar seorang perawat di Rumah Sakit Anak Zaporizhzhia, Elena Karpenko, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Ukraina dan Rusia saling melayangkan tuduhan atas serangan yang melanda di sekitar PLTN Zaporizhzhia. Rusia telah menguasai situs nuklir tersebut sejak Maret. Tetapi, pekerja pabrik Ukraina masih mengoperasikan PLTN Zaporizhzhia.
Kekhawatiran akan bencana nuklir meningkat setelah perintah mobilisasi parsial diumumkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kremlin berencana mengirimkan 300.000 tentara tambahan untuk mendukung pasukannya berperang di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama para pemimpin yang dipasang Rusia di wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia Ukraina, di Aula Georgievsky di Istana Grand Kremlin, di Moskow, Rusia, Jumat (30/9/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Walau begitu, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) akan meneruskan rencana untuk membuat zona perlindungan di sekitar PLTN Zaporizhzhia. Kepala IAEA, Rafael Grossi, akan mengadakan pembicaraan terkait pada pekan ini di Rusia dan Ukraina.
"Ada rencana di atas meja untuk melakukannya. Pekan lalu saya memiliki kesempatan untuk memulai konsultasi dengan Ukraina dan dengan Federasi Rusia dan saya siap untuk melanjutkan konsultasi ini di kedua negara pekan ini," jelas Grossi pada 26 September.
ADVERTISEMENT
Ancaman nuklir tidak hanya menjulang dari Zaporizhzhia. Putin telah mengulangi ancamannya untuk menggunakan senjata nuklir ketika meresmikan aneksasi empat wilayah Ukraina pada Jumat (30/9). Separatis dari keempat wilayah itu meminta bergabung dengan Rusia.
Mereka berasal dari Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Putin memperingatkan, serangan terhadap wilayah-wilayah itu berarti serangan terhadap Rusia. Dengan demikian, Putin dapat mengerahkan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayahnya.
"Kami akan membela tanah kami dengan segala cara," tegas Putin.