Antisipasi Cuaca Ekstrem saat Mudik, BMKG Siapkan TMC dan Aplikasi Info Cuaca

18 Maret 2024 14:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai rakor di kantor Gubernur Jawa Tengah. Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai rakor di kantor Gubernur Jawa Tengah. Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus mengantisipasi cuaca ekstrem saat arus mudik Lebaran 2024. BMKG akan menyiapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
ADVERTISEMENT
Selain itu masyarakat juga diimbau untuk selalu memantau cuaca saat mudik di aplikasi bernama Info BMKG yang berisi update kondisi cuaca terkini. Atau bisa juga lewat situs web publik.bmkg.go.id/cuaca-mudik/.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai rakor di kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang.
"Antisipasinya kita lakukan TMC. Kita juga meminta ke seluruh masyarakat untuk monitor perkembangan informasi cuaca, karena nanti waktu mudik kami siapkan informasi khusus jalur mudik, seperti cuaca dan perubahan cuaca di tiap jalur seperti apa. Perubahannya 3 jam, sehingga 3 jam atau sehari sebelumnya para pemudik bisa lihat prospek cuaca dan merancang mudiknya lewat jalur mana," kata Dwikorita kepada wartawan, Senin (18/3).
Petugas melambaikan tangan kepada pilot pesawat Cessna 208B Grand Caravan EX yang akan terbang membawa persemaian garam untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Dwikorita mengatakan, meski cuaca ekstrem diperkirakan berakhir pada 20 Maret 2024 namun masih ada kemungkinan munculnya fenomena atmosfer yang akan menciptakan cuaca ekstrem.
ADVERTISEMENT
"Mudik April sebagian wilayah sudah memasuki musim kemarau. Tapi sebagian besar (masa) transisi. Kalau biasanya ada fenomena mendadak, seminggu sebelumnya kita bisa mendeteksi dan mengeluarkan peringatan dini," ujar profesor geologi lingkungan dan mitigasi bencana ini.
Polis mengatur lalu lintas kendaraan yang macet akibat banjir yang merendam jalur pantura di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/3/2024). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Ia menjelaskan, fenomena atmosfer yang menciptakan cuaca ekstrem terjadi di Semarang pada awal bulan Maret ini. Fenomena ini kemudian menciptakan hujan deras, angin kencang, dan menimbulkan sejumlah bencana.
"Setelah tanggal 20 Maret ada tren penurunan curah hujan asal tidak terjadi fenomena yang mendadak tiba-tiba. Misalnya seperti di Kota Semarang awal bulan Maret kita sudah mengeluarkan peringatan dini karena ada fenomena yang tiba-tiba muncul, yaitu bibit siklon termasuk bersamaan dengan masuknya kumpulan awan hujan," jelas mantan rektor UGM ini.
ADVERTISEMENT
"Ada fenomena yang tiba-tiba muncul, mengakibatkan hujan ekstrem bahkan melampaui," lanjutnya.
Petugas memasukkan garam ke dalam pesawat Cessna 208B Grand Caravan EX untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Modifikasi cuaca
Jika terjadi cuaca ekstrem saat arus mudik, maka BMKG bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan TMC.
Pendekatannya, kata Dwikorita, dengan mengurangi curah hujan atau menggeser awan-awan hujan agar hujannya turun di laut.
"BNPB bersama BMKG memaksa agar curah hujan jangan turun ke kota, kalau pun turun, jangan berlebihan," katanya.