Antraks Merebak di Gunung Kidul, Ma'ruf Minta Daerah Terdampak Diisolasi

7 Juli 2023 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengambil sampel tanah di lokasi munculnya antraks di Semanu, Gunungkidul. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengambil sampel tanah di lokasi munculnya antraks di Semanu, Gunungkidul. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus antraks kembali muncul di Yogyakarta. Seorang warga di Dusun Jati, Candirejo, Kecamatan Semanu, Gunung Kidul meninggal dunia. Sementara 87 lainnya juga terpapar.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan saat ini Kementerian Pertanian sudah melakukan berbagai langkah yang diperlukan.
"Oleh karena itu, kita harapkan bahwa supaya itu diisolasi jangan sampai merebak ke daerah lain," kata Ma'ruf di Ponpes Muqimus Sunnah, Sumatera Selatan, Jumat (7/7).
Sementara untuk daerah yang terdampak, kata Ma'ruf, sedang ditangani. Hal ini agar masyarakat yang positif antraks bisa segera sembuh baik oleh Kementan dan Kemenkes.
"Itu biasa kita biasanya begitu, terus kita melakukan blocking, ya, supaya jangan ke mana-mana dengan berbagai cara," pungkasnya.
Penularan antraks ini ditengarai karena warga menyembelih dan mengkonsumsi sapi yang telah mati.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawa Wulandari mengatakan, ada beberapa sapi mati yang disembelih dan dikonsumsi. Bahkan ada sapi yang telah dikubur, kemudian digali dan dikonsumsi warga.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Hari Keluarga Nasional ke-30, Kamis (6/7/2023). Foto: Dok. BPMI Setwapres
"Sapi sakit mati, kemudian suruh kubur melalui SOP sudah kita kuburkan tapi sama masyarakat ada yang 1 (sapi) digali lagi dikonsumsi," kata Wibawa.
ADVERTISEMENT
Kabid Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan, total ada 6 sapi dan 6 kambing yang positif antraks mati di dusun itu. Lantaran bangkai sudah tak ditemukan maka yang diperiksa ke laboratorium adalah tanahnya.
Kematian ternak itu terjadi sejak November 2022. Ditegaskan tidak ada hewan dari dusun tersebut yang disembelih atau keluar dari dusun saat Idul Adha.
Dia menjelaskan lokasi penyembelihan pun disiram formalin sebanyak 3 kali sejak 3 Juni lalu. Hewan ternak yang belum terpapar kemudian disuntik antibiotik. Hewan ternak ini juga tak boleh keluar dari dusun.