Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Antre Berjam-jam Demi Penghormatan Terakhir untuk Paus Fransiskus
25 April 2025 14:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Umat Katolik tidak masalah harus antre berjam-jam demi masuk Basilika Santo Petrus dan memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Vatikan mengungkapkan, lebih dari 90 ribu orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4) itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AP, Jumat (25/4), Basilika Santo Petrus dipenuhi peziarah yang datang dari penjuru dunia. Menghabiskan waktu berjam-jam mengantre membuat umat menemukan berbagai komunitas di sekitar warisan inklusivitas dan kepribadian Paus Fransiskus yang rendah hati.
Umat Katolik dari Meksiko, Emiliano Fernandez, mengantre sekitar tengah malam dan setelah mengantre selama 2 jam masih belum bisa masuk ke dalam basilika.
"Saya tidak peduli berapa lama saya menunggu di sana. Ini hanya kesempatan untuk [menunjukkan] betapa saya sangat mengagumi kehidupan Fransiskus," kata Fernandez yang kekagumannya terhadap Paus Fransiskus tumbuh selama kunjungannya ke Meksiko pada 2016.
Sementara peziarah dari Irlandia, Robert Healy, datang ke Vatikan dari Dublin hanya untuk memberikan penghormatan terakhir.
"Saya rasa sangat penting untuk berada di sini, untuk menunjukkan penghormatan ketika kepada Bapa Suci," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kami terbang dari Dublin semalam, kami menginap untuk satu hari, lalu pulang malam ini. Kami hanya merasa sangat penting untuk berada di sini," lanjutnya.
Ada juga sekelompok anak berusia 14 tahun dari dekat Milan, dan juga seorang wanita yang berdoa kepada paus agar operasinya berhasil, dan keluarga Italia yang membawa anak-anaknya yang masih kecil untuk melihat jenazah paus.
"Kami datang karena kami tidak membawa mereka [anak-anak] saat paus masih hidup, sehingga kami berpikir kami harus membawa mereka untuk perpisahan terakhir," kata Rosa Scorpati yang membawa ketiga anaknya di stroller.
"Mereka baik-baik saja, tapi sepertinya mereka tidak begitu mengerti karena mereka belum pernah berhadapan dengan kematian," lanjutnya.
Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan di sebuah peti sederhana yang terbuka. 4 orang Garda Swiss menjaga jenazah paus, sementara pelayat memberikan penghormatan terakhir dan menggunakan kesempatan itu untuk memfoto sosok Paus Fransiskus untuk yang terakhir kalinya dengan ponsel masing-masing.
ADVERTISEMENT
Ekspresi sedih ditunjukkan para pelayat. Bahkan, ada satu suster yang menangis sambil berkata, "Paus sudah pergi".
"Saya sangat berbakti kepada paus. Dia orang yang penting bagi saya karena beliau mempersatukan begitu banyak orang dengan mendorong hidup berdampingan," kata Ivenes Bianco, yang berada di Roma dari Brindisi, Italia, untuk operasi.
Pelayat lainnya, Humbeline Coroy asal Prancis, memberikan penghormatan terakhir untuk Paus Fransiskus. Ia terlihat berbincang dengan pelayat dari Jepang saat menunggu di bawah sinar matahari di Lapangan Santo Petrus.
"Bagi saya ada banyak hal. Di pekerjaan saya, saya bekerja dengan anak-anak catat, dan saya pergi ke Madagaskar untuk bekerja dengan orang-orang miskin. Berada di sini dan dekat dengan paus merupakan cara untuk memadukan pengalaman-pengalaman dan menjadikannya konkret," katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah tiga hari penghormatan terakhir yang dibuka untuk publik, misa pemakaman yang dihadiri para kepala negara akan diadakan pada Sabtu (26/4) di Lapangan Santo Petrus. Paus Fransiskus kemudian akan dimakamkan di sebuah ceruk di dalam Basilika Santa Maria Maggiore.