Anwar Abbas soal Wacana Sekolah Libur 1 Bulan di Ramadan: Patut Disambut Gembira

1 Januari 2025 19:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anwar Abbas, Rabu (26/7/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anwar Abbas, Rabu (26/7/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengamat sosial, ekonomi dan keagamaan, Anwar Abbas, bicara soal rencana Kemenag untuk meliburkan anak-anak sekolah selama Bulan Ramadan. Menurut Anwar, hal itu merupakan suatu rencana yang baik.
ADVERTISEMENT
"Patut disambut gembira agar anak-anak tahu bulan puasa itu adalah bulan suci yang harus dihormati," kata Anwar kepada wartawan, Rabu (1/1/2025).
Namun demikian, kata dia, bukan berarti anak-anak tidak belajar dan tidak akan mendapatkan pendidikan. Anak-anak tetap mendapatkan pendidikan dan menempuh proses pembelajaran yang dipantau dan diawasi oleh sekolah melalui media online tetapi tempatnya dipindah dari sekolah ke rumah dan ke tengah-tengah masyarakat.
Hal tersebut, kata dia, penting dilakukan agar anak-anak, orang tua, dan masyarakat, juga benar-benar tahu dan memahami dengan baik bahwa tempat pendidikan dan pembelajaran itu selain di sekolah adalah juga di rumah dan di masyarakat.
"Oleh karena itu, saya setuju sekali dengan gagasan dari Kemenag tersebut asal saja pihak sekolah secara aktif melalui media online dan digital memberi arahan dan penilaian terhadap anak, orang tua, dan masyarakat, agar program tersebut benar-benar bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ada beberapa jenis kecerdasan dan keterampilan yang diharapkan didapatkan anak selama libur puasa yaitu terbentuknya kecerdasan dan keterampilan, mengenai:
ADVERTISEMENT
"Untuk itu pihak Kemenag dan sekolah sebaiknya mengkomunikasikan gagasan ini dengan anak-anak, orang tua dan masyarakat lingkungan supaya proses penyelenggaraan program ini diharapkan dapat berjalan dengan baik," kata dia.
"Adapun mengenai tujuan, materi, metode, proses belajar mengajar dan cara mengevaluasi program ini haruslah dipersiapkan panduannya oleh Kemenag dan pihak sekolah agar program libur puasa tersebut benar-benar berarti dan bermakna tidak hanya bagi sang anak tapi juga bagi orang tua dan masyarakat serta sekolahnya," pungkasnya.
Menteri Agama Nasarudin Umar didampingi dengan Wakil Menteri Agama Romo Syafi'i menemui Mensesneg Prasetyo Hadi di Istana Negara, Jumat (27/12/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Sebelumnya, muncul wacana pemerintah akan meliburkan sekolah selama satu bulan penuh saat bulan Ramadan 2025 nanti.
Terkait hal ini, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi'i (Romo Syafi'i) membenarkan bahwa memang ada wacana untuk kembali menerapkan kebijakan yang pernah diterapkan di era Presiden ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur itu.
ADVERTISEMENT
“Heeh, sudah ada wacana,” kata Romo Syafi’i singkat saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/12).
Namun wacana ini belum dibahas lebih lanjut di tingkat Kementerian Agama.
“Oh kami belum bahas, tapi bacaannya kayaknya ada, tapi saya belum bahas itu,” tuturnya.