Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Anwar Ibrahim: Saya Tak Berguna Jadi PM Jika Kompromi Kasus Pelecehan GISB
26 September 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan tak akan berkompromi dalam menangani kasus kontroversial yang melibatkan GISB Holdings (GISBH). Menurutnya, jika ia harus mengorbankan prinsip untuk menyelesaikan masalah ini, maka dirinya tak layak menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah selama ini saya diberi kesehatan yang baik, tapi saya bertekad dan tidak akan menyerah, kalau itu (soal GISBH) harus dikompromikan, tidak ada gunanya saya menjadi Perdana Menteri,” ujar Anwar pada Rabu (25/9), seperti dilansir dari Berita Harian Malaysia.
Kasus GISBH melibatkan dugaan penyalahgunaan dana dan pelanggaran hukum yang menyangkut eksploitasi anak-anak panti asuhan dan tindak kejahatan lainnya.
Informasi terbaru, polisi Malaysia telah menahan beberapa pemimpin GISB, termasuk melakukan penyelidikan atas dugaan keterlibatan organisasi tersebut dalam perburuhan dan pelecehan seksual.
“Pimpinan puncak GISBH sudah ditangkap, sehingga yang berada di bawahnya (pengikut GISBH) tidak punya kemampuan untuk melarikan diri. Para pengikutnya masih di sini (Malaysia) dan bersembunyi karena mereka kekurangan uang, gaji, dan sumber daya lain untuk melarikan diri,” kata Irjen Polisi Tan Sri Razarudin Husain kepada Bernama.
ADVERTISEMENT
Tindakan itu sejalan dengan pernyataan Anwar yang menekankan bahwa siapa pun yang melanggar hukum, tak peduli seberapa sering mereka berbicara tentang agama, akan tetap dihukum.
"Mental kita tentang akhlak dan nilai-nilai terbelakang. Walaupun (dia) penceramah dan ngomong soal Islam (sampai) mulutnya berbusa, kita tetap akan menindak (kalau dia terlibat) korupsi (atau) Persaudaraan Global (GISBH). Itu akan ditentang,” ujar PM Negeri Jiran itu.
Sementara itu, pengikut GISBH dilaporkan kesulitan melarikan diri karena keterbatasan dana setelah para pemimpin mereka ditangkap dan rekening dibekukan.
Polisi terus mengawasi situasi ini dan mengidentifikasi tempat usaha GISBH yang mencoba menghilangkan jejak dengan mengganti nama usahanya.
Pada 11 September lalu, penggerebekan dilakukan di puluhan panti asuhan yang menyelamatkan 402 anak yang diduga menjadi korban ratusan tersangka pelecehan seksual, termasuk ustaz.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, beberapa tempat usaha dan fasilitas terkait GISBH ditutup, termasuk rumah panti asuhan yang kini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.