Anwar Ibrahim Singgung Peristiwa Jatuhnya Pesawat MH17 Saat Bertemu Putin
15 Mei 2025 12:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim membahas peristiwa jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 14 Mei saat berkunjung ke Moskow.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Anwar Ibrahim di Rusia pada 13-16 Mei bertujuan untuk mempererat kerja sama di sejumlah bidang seperti perdagangan dan investasi, pertanian, pendidikan, kedirgantaraan, dan energi.
Dalam tulisannya di Facebook pada Rabu (14/5) malam, Anwar mengatakan pihaknya akan terus mendesak pertanggungjawaban atas peristiwa itu.
"Malaysia tetap teguh dalam memastikan pertanggungjawaban dan penyelesaian yang adil bagi para korban dan keluarga mereka yang terus menanggung beban tragedi ini," kata Anwar, dikutip dari Reuters, Kamis (15/4).
Anwar mengatakan, dalam pertemuan itu, Putin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas, yang meliputi 196 warga Belanda, 43 warga Malaysia, dan 38 warga Australia.
Anwar menyebut, Putin menyerukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif yang tidak dipolitisasi.
"Saya menyinggung laporan yang dibuat oleh ICAO, yang telah dia jawab sejak awal, [dan] dia meminta agar investigasi dilakukan independen dan menyeluruh," ujarnya.
Putin, lanjut Anwar, mengatakan Rusia siap bekerja sama untuk memastikan laporan tersebut lebih kredibel.
ADVERTISEMENT
Badan PBB Putuskan Rusia Penyebabnya
Sebelumnya, Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang berada di bawah PBB memutuskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat MH17 di wilayah udara Ukraina pada 2014. Namun, Moskow menolak temuan ICAO dan menyebut keputusan itu bias.
Pesawat MH17 ditembak jatuh di wilayah Ukraina timur pada 2014 saat pertempuran antara separatis pro Rusia dan pasukan Ukraina.
Dalam sidang yang digelar pada 2020, jaksa penuntut Belanda menuduh Rusia mencoba menyabotase penyelidikan peristiwa itu. Pengadilan kemudian menghukum dua agen intelijen Rusia dan pemimpin separatis Ukraina atas peran mereka dalam serangan itu.