Anwar Ibrahim Terima Kunjungan Prabowo, Bahas Tarif Trump hingga Bantuan Myanmar

6 April 2025 22:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4/2025). Foto: Instagram/@anwaribrahim_my
zoom-in-whitePerbesar
PM Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4/2025). Foto: Instagram/@anwaribrahim_my
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4). Momen pertemuan tersebut dibagikan Anwar di Instagram pribadinya.
ADVERTISEMENT
"Dalam suasana lebaran yang penuh keberkatan, saya telah menerima kunjungan silaturahmi daripada sahabat lama yang juga Presiden Indonesia yakni Bapak Prabowo Subianto lewat petang tadi," demikian keterangan Anwar Ibrahim di IG-nya.
Anwar mengatakan, banyak hal dibahas dalam pertemuan tersebut. Termasuk kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik dari Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara termasuk Malaysia dan Indonesia.
"Kami berbincang mengenai isu-isu serantau yang penting, termasuk dampak tarif baharu yang diterapkan Amerika Syarikat terhadap negara-negara ASEAN," ucapnya.
"Selain menyentuh usaha dan tindakan bersama dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Myanmar yang terkesan akibat bencana gempa baru-baru ini," sambungnya.
PM Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4/2025). Foto: Instagram/@anwaribrahim_my
Anwar berharap kerja sama dengan Indonesia dapat terus terjalin dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Semoga semangat aidilfitri terus memperkuat hubungan persaudaraan dan kerja sama antara Malaysia dan Indonesia atas nama keamanan dan kesejahteraan serantau," pungkasnya.

Respons Terhadap Tarif Trump

Indonesia memilih tidak membalas tarif resiprokal yang ditetapkan AS. Hal tersebut dipastikan oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Indonesia lebih memilih jalur diplomasi dan negosiasi dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
“Kita dikenakan waktu yang sangat singkat, yaitu 9 April, diminta untuk merespons. Indonesia menyiapkan rencana aksi dengan memperhatikan beberapa hal, termasuk impor dan investasi dari Amerika Serikat,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu (6/4).
PM Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4/2025). Foto: Instagram/@anwaribrahim_my
Airlangga menjelaskan saat ini pemerintah terus melakukan koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga serta menjalin komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR), U.S. Chamber of Commerce, dan negara mitra lainnya untuk mengambil langkah yang tepat dalam merespons tarif baru Trump tersebut.
ADVERTISEMENT
“Karena ini masih dinamis dan masih perlu working group untuk terus bekerja, Bapak Presiden minta kita bersurat sebelum tanggal 9 April 2025. Namun teknisnya, tim terus bekerja untuk melakukan dalam payung deregulasi sehingga ini merespons dan menindaklanjuti daripada Sidang Kabinet yang lalu di bulan Maret,” ujarnya.
Hal serupa dilakukan oleh Malaysia. Anwar Ibrahim menyatakan Malaysia tidak membalas tarif yang dikenakan oleh Trump sebesar 24 persen. Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjaga iklim perdagangan yang kondusif serta menjaga kepercayaan investor dan eksportir Malaysia.
"Malaysia untuk saat ini tidak akan memberlakukan tarif pembalasan sampai semua rincian, masalah, dan parameter ini diselesaikan antara kami dan Amerika Serikat, dan setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan kami di ASEAN," ujar Anwar dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @anwaribrahim_my, Minggu (6/4).
ADVERTISEMENT