Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), serangan ini untuk menghancurkan depot senjata, fasilitas produksi militer, dan peluncur roket yang diduga digunakan kelompok bersenjata di kawasan tersebut.
Namun, gempuran memunculkan pertanyaan besar tentang alasan sebenarnya di balik langkah agresif Israel terhadap negara tetangganya, yang kini tengah menghadapi masa transisi politik pasca-tumbangnya rezim Bashar al-Assad.
Kendati bertetangga, Israel-Suriah adalah musuh bebuyutan sejak negara Yahudi itu berdiri pada era 1940-an.
Israel telah mencap Suriah sebagai negara musuh. Mereka melarang warganya bepergian ke Suriah. Timbal baliknya, Suriah tidak mengakui paspor Israel.
Apa yang Israel Targetkan?
IDF mengeklaim serangan udara terhadap Suriah diarahkan untuk mencegah senjata canggih jatuh ke tangan “kelompok ekstremis,” seperti Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang menjadi kekuatan utama oposisi di Suriah.
ADVERTISEMENT
Target utama meliputi gudang senjata, depot amunisi, bandara, pangkalan angkatan laut, dan pusat penelitian strategis.
Selain serangan udara, Israel juga mengerahkan pasukan ke zona penyangga di Dataran Tinggi Golan. Sebelumnya kawasan ini ditetapkan sebagai zona demiliterisasi berdasarkan perjanjian gencatan senjata PBB tahun 1974, yang memisahkan wilayah Israel dan Suriah.
Namun, laporan menunjukkan tank-tank Israel bergerak hingga ke wilayah Qatana, hanya 10 km dari ibu kota Damaskus, meskipun klaim ini dibantah oleh sumber militer Israel.
Alasan di Balik Serangan
Pemerintah Israel mengeklaim langkah ini sebagai bagian dari upaya mempertahankan diri.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan, sebagian besarnya diduduki oleh Israel sejak 1967, akan tetap menjadi bagian dari wilayah Israel “selamanya”.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar juga menyebut tujuan serangan ini untuk mencegah senjata strategis seperti senjata kimia atau rudal jarak jauh jatuh ke tangan kelompok bersenjata.
“Ini adalah tindakan pencegahan untuk melindungi keamanan Israel,” kata Sa’ar, seperti diberitakan Al Jazeera.
Dampak bagi Suriah
Serangan udara Israel dianggap merusak proses transisi politik di Suriah. Seorang analis Al Jazeera yang berbasis di Damaskus, Resul Serdar Atas, berpendapat gempuran ini melemahkan upaya pemerintah baru untuk membangun stabilitas di tengah situasi yang sudah kacau.
“Israel menghancurkan infrastruktur militer strategis Suriah. Dengan melakukan ini, mereka memastikan bahwa pemerintahan baru tak memiliki kemampuan untuk mempertahankan dirinya sendiri,” ujar Atas.
Menurutnya langkah ini berpotensi membuat Suriah terfragmentasi, serupa dengan situasi di Gaza atau Lebanon.
ADVERTISEMENT
Iran Salahkan AS dan Israel
Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh AS dan Israel sebagai dalang utama di balik jatuhnya rezim Bashar al-Assad. Ia menyebut konspirasi ini dirancang untuk menggoyahkan stabilitas kawasan Timur Tengah.
“Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah hasil dari rencana bersama Amerika dan Zionis,” kata Khamenei dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita Iran, Tasnim.
Ia juga menuding beberapa negara tetangga, termasuk Turki, turut berperan dalam konflik ini.
Apa yang Ingin Dicapai Israel?
Hingga saat ini, motif utama Israel di Suriah masih menjadi tanda tanya. Dirangkum dari Al Jazeera, beberapa tokoh politik Israel melihat situasi ini sebagai peluang geopolitik.
ADVERTISEMENT
Pemimpin partai oposisi, Benny Gantz, menyebut Israel bisa memanfaatkan hubungan dengan kelompok minoritas seperti Druze dan Kurdi untuk memperkuat posisinya di kawasan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, mantan Kolonel Anan Wahabi mengusulkan agar Suriah dipecah menjadi beberapa wilayah otonom yang bisa bekerja sama dengan aktor eksternal, termasuk Israel.
“Negara-bangsa modern di Timur Tengah telah gagal,” ujarnya kepada The Times of Israel.
Langkah agresif Israel ini memicu kritik internasional, termasuk dari PBB, yang menilai serangan ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.
Namun, Israel tetap bersikukuh bahwa tindakannya sah demi melindungi kepentingan negaranya.