Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Kelompok Antifa di Amerika Serikat tengah menjadi perbincangan setelah diancam dimasukkan ke daftar teroris oleh Presiden Donald Trump. Mereka dituding sebagai bagian dari kekacauan pada aksi protes menentang pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi.
ADVERTISEMENT
Rencana Trump banyak menimbulkan tanda tanya dan sangsi. Pasalnya, Antifa sejatinya bukanlah organisasi terstruktur, melainkan aksi massa yang muncul tanpa adanya pemimpin dan hierarki organisasi. Selain itu, pengamat mengatakan label teroris hanya dialamatkan untuk kelompok milisi di luar negeri, bukan dalam negeri.
Apa Itu Antifa
Dikutip dari New York Times, Antifa adalah singkatan dari anti-fasis. Kelompok ini tidak memiliki struktur organisasi dan markas, walau beberapa di antara mereka kerap rapat rutin di negara-negara bagian AS.
Misi mereka adalah membela kelompok minoritas yang tertindas dan menentang rasialisme. BBC mencatat, kelompok ini punya sejarah di Eropa dalam melawan fasisme pada 1920 dan 1930-an. Antifa modern, seperti diulas di buku "Antifa: The Anti-Fascist Handbook" muncul pada 1980-an untuk menentang kelompok neo-Nazi di Barat.
ADVERTISEMENT
Biasanya mereka muncul di acara-acara musik Skinhead untuk menentang pemahaman pro-Nazi. Pada awal 2000-an kelompok ini seakan mati suri, dan muncul kembali di pemerintahan Trump. Mereka sering muncul sebagai aksi tandingan dari kelompok sayap-kanan pembela Trump.
Karena tak memiliki catatan organisasi, tidak diketahui berapa jumlah anggota Antifa di Amerika Serikat.
Pakaian Khas
Kelompok Antifa di setiap aksi selalu memakai pakaian hitam-hitam, memakai masker atau helm untuk menutupi identitas mereka. Menurut BBC, walau tak jelas sistemnya, tapi Antifa terorganisir di lapangan.
Massa Antifa berpakaian hitam dikenal sebagai "blok hitam" yang berjibaku dengan polisi. Sedangkan ada juga "blok-makanan" yang bertugas memasok makanan dan air selama aksi protes berlangsung.
Identik dengan Kekacauan
ADVERTISEMENT
Walau bentuk Antifa masih sangat samar, tapi satu yang jelas kelompok ini selalu identik dengan kekacauan dan vandalisme. Antifa dikenal melakukan protes dengan melakukan perusakan sarana publik dan toko-toko. Mereka identik dengan bom Molotov, batu, atau tongkat.
Dalam buku “Antifa: The Anti-Fascist Handbook” disebutkan, Antifa meyakini penggunaan kekerasan diperlukan untuk melawan kelompok rasis dan fasis yang mengancam masyarakat. Dengan kekerasan ini juga, suara perlawanan mereka terhadap rasialisme akhirnya didengar oleh pemerintah.
Scott Crow, mantan aktivis Antifa selama 30 tahun, kepada CNN mengatakan kekerasan yang mereka lakukan adalah bentuk pertahanan diri. Dia juga meyakini perusakan properti bukanlah bentuk kekerasan.
"Selalu ada tempat untuk kekerasan. Apakah ini dunia yang ingin kita tinggali? Tidak. Apakah ini dunia yang ingin kita ciptakan? Tidak. Tapi apakah kami akan melawan? Ya," kata Crow.
ADVERTISEMENT
Karena caranya yang mendukung kekerasan, kelompok ini banyak menuai kontroversi dan penentangan dari berbagai pihak. Baik Politikus Partai Demokrat dan Republik di AS menentang cara Antifa bersuara.