Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba-tiba mengutuk supremasi kulit putih.
ADVERTISEMENT
Padahal, Trump enggan untuk melakukan hal itu sebelumnya. Bahkan, dalam debat capres Amerika Serikat pada Selasa (29/9) Trump ogah menuruti permintaan moderator Chris Wallace mengutuk paham tersebut.
Supremasi kulit putih adalah paham yang memicu aksi kekerasan berujung tewasnya puluhan sampai ratusan orang di dunia.
Insiden penembakan di masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 2019 dan peristiwa serupa di festival kuliner di Gilroy, AS, merupakan segelintir kecil buktinya.
Dua pelaku insiden mematikan tersebut adalah pengikut paham supremasi kulit putih.
Paham supremasi kulit putih
Sejatinya paham tersebut percaya bahwa hanya bangsa kulit putih paling superior dibanding bangsa-bangsa lain.
Bagi penganut paham supremasi kulit putih , percaya Tuhan memilih mereka sebagai penguasa dunia.
ADVERTISEMENT
Paham ini berkembang menjadi gerakan di Amerika Serikat pada September 1983 sampai Desember 1984.
Perwujudan dari paham supremasi kulit putih adalah organisasi The Order alias Silent Brotherhood.
Didirikan oleh Jay Mathews pada September 1983 di Washington, lewat The Order, Mathews ingin melawan pemerintahan AS kala itu yang dikendalikan Yahudi.
Musuh The Order awalnya etnis Yahudi. Alasan kebencian The Order karena etnis Yahudi berhasil di berbagai bidang sosial, ekonomi, dan politik.
The Order punya kemiripan dengan gerakan antisemitisme Nazi. Hal itu tampak dalam sumpah yang diikrarkan oleh orang-orang yang hendak menjadi anggota gerakan tersebut.
“Siap melakukan apa saja yang diperlukan untuk membebaskan umat kita dari orang Yahudi, serta membawa kemenangan total bagi ras Arya,” demikian petikan sumpah The Order.
ADVERTISEMENT
Ras Arya di sini merujuk pada kelompok manusia kulit putih, rambut pirang, bermata biru, dan berbadan jangkung. Ras tersebut dianggap paling unggul, sehingga perlu dijaga kemurniannya.
Karena begitu berbahayanya paham supremasi kulit putih yang dibawa The Order, pemerintah AS memutuskan untuk membasmi kelompok ini.
Pada Desember 1984, Mathews ditembak mati. Tewasnya Mathews membuat kelompok The Order bubar.
Walau bubar, supremasi kulit putih masih berkembang dengan berbagai wujud dan baru baik di Amerika Serikat maupun negara-negara lain.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini