Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Apa Kabar Proyek Restorasi Sungai Ciliwung di Depan Masjid Istiqlal?
11 September 2018 17:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
![Kondisi sungai di depan Masjid Istiqlal, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536659576/iz7liyzgt9wjil8jwqxr.jpg)
ADVERTISEMENT
Mimpi Presiden Jokowi tentang Sungai Ciliwung yang bisa disulap sebersih Sungai Cheonggyecheon, mengingatkan pada proyek restorasi Ciliwung yang terletak di sekitar Masjid Istiqlal, Jalan Taman Wijayakusuma, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Sungai di sekitar Masjid Istiqlal hingga Pasar Baru menjadi salah satu aliran sungai yang termasuk ke dalam proyek restorasi Sungai Ciliwung. Peletakan batu pertama proyek restorasi ini dilakukan pada 27 Desember 2013. Kala itu, sungai di depan Masjid Istiqlal akan disulap seperti Sungai Cheonggyecheon (Cheonggyecheon Stream), sungai di Seoul yang menjadi daya tarik warga lokal dan turis asing.
Pada tahun 2015, terdapat perubahan yang cukup signifikan di sungai di depan Masjid Istiqlal. Namun, sayangnya, sejak akhir 2016 proyek restorasi kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan ini tak berlanjut.
“Dulu sudah mulai dikerjakan sebenarnya, namun sepertinya mandek gitu,” ujar Humas Masjid Istiqlal Abu Hurairah ketika dihubungi kumparan, Selasa (11/9).
ADVERTISEMENT
kumparan mendatangi lokasi tersebut pada Selasa siang. Tampak lingkungan di sekitar sungai terpantau ramai dengan pedagang dan pengunjung masjid.
Sementara air sungai terlihat berwarna hijau. Sampah-sampah plastik juga ditemukan mengapung di sudut sungai.
![Area pejalan kaki pinggir sungai di depan Masjid Istiqlal, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536659577/vtmu4rhz7zkwlqtx9bmf.jpg)
Menurut Feri, pedagang kacamata di kawasan Istiqlal, kondisi sungai terlihat sedemikian rupa selama tiga tahun ia berdagang di kawasan tersebut.
“Tidak ada perbedaannya, gitu-gitu aja, sampahnya begitu aja, airnya begitu aja,” ujar Feri.
Feri mengaku tidak mengetahui rencana pemerintah untuk membenahi sungai di kawasan ia berdagang. Ia dan pedagang lainnya juga tidak tahu menahu seperti apa rupa dari Sungai Cheonggyecheon yang menjadi inspirasi pembenahan sungai di Istiqlal.
Namun, ketika ditunjukkan foto dari sungai di Korea Selatan tersebut, sontak para pedagang ini bersemangat untuk melihat adanya perubahan.
![Sampah di bantaran sungai di depan Masjid Istiqlal, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536659575/e6bm3g4bl2v8lh7ffo5b.jpg)
“Ya saya juga pengin kalau jadi bersih, sampahnya enggak ada jadi indah gitu,” ujar pria asal Pulogadung tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau sungainya kayak gitu mah, pasti pengin, indah kelihatannya, jangan kayak ginilah,” lanjut Rahmat, pedagang es yang juga berjualan di kawasan Istiqlal.
Harapan untuk restorasi sungai Ciliwung berlanjut masih terus ada. Rahmat menitipkan pesan untuk pemerintah agar tetap membenahi sungai-sungai ini supaya indah.
Mengutip situs CiIliwung Institute, Restorasi Sungai Ciliwung yang diresmikan pada tahun 2013 meliputi perbaikan sungai sepanjang 470 meter secara ekologis seperti pengerukan lumpur sebanyak 20.000 ton, pemasangan pintu air serta perbaikan bantaran sungai dengan menggunakan tanaman (wetland).
Pembuatan Instalasi Pengolah Limbah dengan kapasitas IPAL 500M3/hari dilakukan untuk memastikan limbah yang dibuang ke sungai seluruhnya diolah terlebih dahulu. Selain itu, Demonstrasi proyek ini jiga akan menjadi Eco Education Center yang menjdi pusat eukasi masyarakat untuk mempelajari restorasi sungai.
ADVERTISEMENT
Pemilihan lokasi restorasi Sungai Ciliwung di Masjid Istiqlal yang dekat dengan Katedral maupun Istana Presiden, menjadi sangat strategis karena lokasi tersebut mendapat kujungan lebih dari 12 juta pengunjung setiap tahunnya termasuk tamu-tamu negara. Hal ini akan memberikan kesan baik bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia.