Apa yang Harus Dilakukan ketika di Dalam Lift Jatuh?

18 Maret 2017 7:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Lift (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lift (Foto: Thinkstock)
Siang tadi, Jumat (17/3), sebuah lift yang berisikan puluhan orang jatuh dari lantai 7 hingga ke basemen. Akibatnya mereka dilarikan ke RS Pusat Pertamina (RSPP) untuk mendapatkan perawatan akibat sejumlah luka di kaki dan punggung.
ADVERTISEMENT
Dugaan sementara, tali penahan lift tersebut tidak mampu mengangkut beban yang berlebih hingga jatuh dari lantai tujuh. Anehnya, sistem pengamanan lift tersebut tidak berjalan sempurna. Sempat tertahan sebentar di lantai 6, tali kemudian putus dan membuat lift terjun bebas ke basemen.
Terlepas dari hal itu, berada di dalam sebuah lift yang jatuh merupakan sebuah nasib yang apes tak terbantah. Bahayanya pun tak main-main. Kematian menjadi hal umum yang terjadi pada orang-orang yang berada di lift yang jatuh.
Meski begitu, ada hal-hal yang mungkin (dan tidak boleh) dilakukan untuk mengurangi resiko fatal saat lift terjatuh.
Garis Polisi di area lift yang jatuh. (Foto: Wandha Nur/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garis Polisi di area lift yang jatuh. (Foto: Wandha Nur/kumparan)
Insting akan menuntut Anda untuk merendahkan posisi tubuh dengan lutut yang tertekuk lemas, misal dengan mengambil posisi kuda-kuda atau berjongkok. Kedua cara ini, menurut Center for Biomedical Engineering MIT, ternyata justru tidak efektif untuk memaksimalkan kemungkinan selamat.
ADVERTISEMENT
Terjatuh ke tanah dalam posisi terjun bebas dari ketinggian belasan meter akan membuat tubuh Anda tertekan dorongan gravitasi yang luar biasa besar. Dorongan gravitasi ini akan membuat Anda tidak mungkin menyokong berat tubuh sendiri.
Menurut Eliot H. Frank dari MIT, Pilihan paling tepat adalah justru dengan berbaring terlentang di lantai, serata yang tubuh Anda mungkin lakukan.
Posisi terlentang di lift (Foto: Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Posisi terlentang di lift (Foto: Wikimedia)
“Posisi ini akan mendistribusikan dampak dari tekanan ke seluruh bagian tubuh Anda, sehingga tidak ada bagian tubuh yang menerima tekanan lebih dari yang lain,” ucap Frank seperti dilansir dari The New York Times.
“Dampak dari lift atau elevator yang terjatuh ke tanah akan membuat Anda menerima percepatan gravitasi ekstrem, atau disebut dengan G-forces,” jelasnya. “Jumlah G-force yang Anda terima akan dikalikan dengan berat tubuh anda. Jadi, apabila Anda mengalami 10 G, Anda harus menahan 10 kali berat tubuh Anda.”
ADVERTISEMENT
“Anda pasti berpikir bahwa bersiap untuk jatuh dan melenturkan kaki akan membantu. Tapi dengan tingginya tekanan gravitasi yang Anda alami, hal itu sia-sia. Bahkan, berat kepala Anda saja akan terlalu berat untuk ditopang leher Anda,” katanya melanjutkan.
Tetap berdiri saat lift terjatuh hanya akan membuat tulang Anda patah.
Ilustrasi Lift (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lift (Foto: Thinkstock)
Apalagi terkait mitos untuk meloncat sesaat sebelum lift menabrak tanah. Hal ini tidak akan berguna apabila Anda tidak tahu kapan lift jatuh ke tanah, karena sepersekian detik perbedaan jelas berdampak banyak bagi tubuh.
Hal ini juga tidak berguna apabila Anda tidak mampu meloncat dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan jatuhnya lift.
Justru meloncat di dalam lift akan membuat Anda terbentur langit-langit, jatuh dalam posisi yang salah, dan malah memperburuk cedera Anda.
ADVERTISEMENT