Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Arab Saudi Berang karena Kritik Kanada Disampaikan Lewat Twitter
12 Agustus 2018 13:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia menjelaskan sebab negaranya begitu berang dengan Kanada hingga memutuskan hubungan diplomatik. Pemerintah Kanada dianggap sudah terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri Kerajaan yang dipimpin Raja Salman.
ADVERTISEMENT
Ikut campur yang dirasa sudah berlebihan, kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osamah Mohammad Bin Abdullah Al Shuaibi, adalah komentar Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland lewat akun Twitter-nya.
"Tentunya Intervensi yang berlebihan yang mana ketika itu Menlu Kanada yang saat itu memberikan komen di twitter terkait masalah ini, menurut Saudi Arabia adalah intervensi yang berlebihan atau pun yang tidak baik," ujar Osamah di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (12/8).
Tweet yang yang dipermasalahkan Arab Saudi dilontarkan Freeland pada 2 Agustus 2018. Freeland mengomentari penangkapan beberapa aktivis perempuan.
Osamah menjelaskan, tidak seharusnya Chrystia Freeland mengungkapkan secara langsung ke publik. Sebab, ini adalah masalah politik yang memiliki jalur khusus untuk memberikan tanggapan.
ADVERTISEMENT
"Ini urusan politik jadi sepertinya tidak nyaman ketika itu harus di-tweet di dalam Twitter ataupun secara langsung menyikapinya. Ini adalah urusan politik yang mungkin ada jalur khusus cara khusus untuk melakukan memberikan tanggapan," pungkasnya.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi sudah membalas cuitan Freeland dalam serangkaian tweet panjang dalam waktu dua hari, 5-6 Agustus 2018.
"KSA (Kerajaan Arab Saudi) dalam sejarahnya tidak pernah dan tidak akan menerima setiap bentuk intervensi dalam masalah dalam negeri Kerajaan. KSA menganggap posisi Kanada sebagai serangan terhadap KSA dan memerlukan tindakan tegas," tulis Kemlu Saudi.