Arab Saudi Tangkapi Para Pembangkang, dari Ulama hingga Pangeran

15 September 2017 10:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Arab Saudi. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Arab Saudi. (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Kerajaan Arab Saudi dalam sepekan terakhir gencar menangkapi orang-orang yang dituduh terlibat aktivitas spionase. Mereka adalah para ulama, penyair, pakar ekonomi, hingga pangeran Saudi.
ADVERTISEMENT
Sejak Senin, ada 16 orang yang ditahan Arab Saudi, seperti dikutip New York Times, Kamis (14/9), yang mewawancara kerabat dan kawan para tahanan. Beberapa dicokok dari rumah mereka dalam operasi penggerebekan polisi. Komputer, ponsel, dan berbagai dokumen mereka disita aparat.
Di antara yang ditahan adalah para ulama yang terkenal di Saudi, yaitu Salman al-Awdah, Awad al-Qarni, dan Ali al-Omary.
Juga ditahan pakar ekonomi dan penulis Essam al-Zamil, penyair Ziyad bin Naheet, dan Pangeran Abdulaziz bin Fahd, Putra Raja Hafd dan keponakan Raja Salman.
Menurut kantor berita Saudi, SPA, pada Selasa lalu, penangkapan dilakukan setelah aparat mengungkap "aktivitas intelijen yang menguntungkan pihak asing."
Sementara sumber pemerintah Saudi kepada Reuters mengatakan mereka yang ditangkap dituduh melakukan "tindakan spionase dan kontak dengan pihak luar, termasuk Ikhwanul Muslimin", organisasi yang dianggap teroris oleh Saudi.
Riyadh, Arab Saudi. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Riyadh, Arab Saudi. (Foto: Wikimedia Commons)
Namun menurut jurnalis veteran Saudi yang kini hidup di pengasingan di Amerika Serikat, Jamal Khashogi, tuduhan spionase dan provokasi terlalu mengada-ada. Pasalnya, kata Khashogi yang pernah jadi penasihat Kerajaan Saudi, orang-orang ini tidak pernah sekalipun membangkang apalagi punya rencana menggulingkan Raja Saudi.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, mereka ditahan karena mengkritik kebijakan Saudi soal Qatar.
"Mereka bungkam, orang-orang yang menolak berpandangan sama dengan pemerintah soal Qatar. Mereka menganggap langkah pemerintah terkait Qatar salah, tapi mereka bukan pembangkang terhadap pemerintah," ujar Khashogi.
Contohnya ulama Salman al-Awdah yang mengkritik langkah Saudi memutus hubungan diplomasi dengan Qatar. Dalam tulisannya di Twitter, Awdah menulis harapannya akan perdamaian Saudi-Qatar usai pertemuan antara Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman dan Emir Qatar Shiekh Tamim bin Hamad al-Thani.
Awdah ditangkap di rumahnya akhir pekan lalu dan tidak terdengar kabarnya hingga saat ini, kata tiga warga Saudi kepada New York Times. Adik Awdah, Khalid, juga ditangkap setelah menulis twit soal penangkapan kakaknya.
ADVERTISEMENT
Penyair Ziyad bin Naheet juga sama. Selama ini dia memang memuji kebijakan-kebijakan Kerajaan Saudi di sosial media. Namun menurut kawannya, dia mengkritik langkah Saudi terhadap Qatar.
Pangeran Abdulaziz juga demikian. Dia juga menyuarakan kritiknya terhadap Saudi di Twitter. Dia dilaporkan sempat ditahan di istana di Mekkah bulan ini usai bertemu dengan Raja Salman di penghujung ibadah haji. Tidak diketahui apakah dia masih ditahan di istana itu atau telah dipindahkan.
Sementara Essam al-Zamil, diduga ditangkap setelah menyuarakan keraguannya soal privatisasi Aramco, perusahaan minyak negara. Zamil belakangan menghapus postingannya di Twitter itu.