Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Arah Gereja di Bawah Paus Leo XIV: Meneruskan Jejak Fransiskus
10 Mei 2025 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik akhirnya memiliki pemimpin baru menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu. Setelah konklaf berlangsung selama 2 hari di Kapel Sistina, Vatikan, Paus Leo XIV terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik yang baru.
ADVERTISEMENT
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, menyampaikan arah Gereja Katolik di bawah Paus Leo XIV akan meneruskan semangat Paus Fransiskus dengan pendekatan yang disebut sebagai “konservatif progresif.”
“Yang berkaitan satu arah kerajaan Katolik, sebagaimana tadi sudah saya sampaikan bahwa agaknya Paus Fransiskus itu melihat inilah kembaran saya, cerminan hidup saya itu ada di orang ini,” ujar Mgr. Antonius dalam konferensi pers di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5).
Mgr. Antonius mengatakan Paus Leo XIV merupakan salah satu kardinal termuda di antara para kardinal pemilih. Namun, dia segera mendapat posisi penting sebagai pemimpin Gereja Katolik.
Paus Leo XIV sebelumnya 10 tahun bertugas jadi uskup dan 2 tahun jadi kardinal.
ADVERTISEMENT
“Maka, gereja itu progresif atau tidak? Paus Fransiskus itu progresif atau tidak? Kalau seolah-olah orang yang menunjukkan kasih, nilai rasa, dan menekankan aturan [sebagai] progresif, [dan] yang aturan-aturan kolot. Paus Fransiskus beberapa kali, 'saya itu tidak aneh-aneh. Saya itu hanya mau menerapkan keputusan-keputusan Konsili Vatikan ke-2,'” ungkapnya.
Menurutnya, dokumen-dokumen Konsili Vatikan II menjadi fondasi yang dijalankan dalam kepemimpinan Paus Fransiskus dan kemungkinan besar akan diteruskan oleh Paus Leo XIV.
“Yang lama itu, beberapa yang tidak terwujud, saya mencoba, mana yang belum diwujudkan dalam aturan-aturan. Oh, progresif, padahal Konsili Vatikan ke-2 yang membuat pencapaian besar untuk gereja. Sehingga, yang menekankan belas kasih Allah hadir damai sejahtera di antara kita,” jelasnya.
Mgr. Antonius menilai, pendekatan Paus Leo XIV tidak akan ekstrem pada satu sisi, tetapi menempati posisi yang seimbang.
ADVERTISEMENT
“Saya kira akan dia disebut dengan konservatif progresif. Kadang-kadang orang membedakan ekstrem saja. Ini sesuai dengan aturan, tradisi, ini sesuai, ini yang melampaui tradisi dan aturan,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pendekatan yang diambil oleh Paus Leo XIV sejalan dengan semangat Yesus Kristus yang tidak menghapus hukum, tetapi menempatkannya demi kesejahteraan umat manusia.
“Kalau memahami Paus Fransiskus sebetulnya, beliau berada di jalur tengah, mau mendamaikan. Jangan membuang aturan dan hukum, tapi bagaimana dan jangan menjadikan aturan dan hukum sebagai palu yang menghukum atau kayu yang memukul, tetapi bagaimana aturan dan hukum ini mengantar manusia untuk hidup lebih damai dan sejahtera. Itu, kan, seperti Yesus sendiri,” ujarnya.