Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Arcandra Kumpulkan Ahli-ahli Nuklir, Bahas Wacana Pengembangan PLTN
3 November 2017 21:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini menggelar pertemuan dengan para pegiat nuklir. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah membahas wacana pemanfaatan tenaga nuklir untuk kelistrikan.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini dihadiri oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ITB (Institut Teknologi Bandung), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Kementerian Perindustrian.
"Intinya kita diskusi yang selama ini saya pelajari lebih banyak membahas tentang peraturan, dan perundangan termasuk kebijakan energi nasional," beber Arcandra dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/11).
Menurutnya, sudah saatnya pemerintah membahas tentang ketersediaan bahan baku untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Apalagi Indonesia berpotensi mengembangkan PLTN.
"Hari ini kita koreksi, yang ada bukan cadangan tapi potensi," katanya.
Untuk membangun PLTN, pemerintah perlu menyiapkan sumber energi seperti uranium dan thorium. Namun, bahan baku nuklir harus diimpor karena saat ini ketersediaannya di dalam negeri tersebut belum mencukupi.
ADVERTISEMENT
Potensi-potensi uranium dan thorium yang ada di dalam negeri harus dieksplorasi dan diolah dulu, tidak bisa langsung dimanfaatkan.
"Kalau kita akan bangun PLTN maka nanti uraniumnya impor, belum bisa gunakan resorces yang kita punya untuk bisa jadikan sebagai bahan bakar untuk PLTN kita. Tadi sepakat harus perbaiki pengertian. Kalau kita punya apakah bisa pakai atau tidak? Itu masih butuh waktu panjang," katanya.
Tak hanya itu, Arcandra juga menyebutkan teknologi yang dimiliki Indonesia belum memadai untuk membangun PLTN. Sebelumnya Batan juga menyatakan, untuk membuat teknologi yang memadai membutuhkan waktu hingga 10 tahun.
"Apa teknologi yang tersedia menyangkut thorium, apakah ini teknologi yang sudah ada diaplikasikan di dunia ini apa belum, thorium belum ada," tutupnya.
ADVERTISEMENT