Arkeolog Ungkap Leluhur Pertama Indonesia Berasal dari Afrika

5 November 2019 15:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Talkshow tentang asal usul bangsa Indonesia di Museum Nasional. Foto: Abyan Faisal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow tentang asal usul bangsa Indonesia di Museum Nasional. Foto: Abyan Faisal/kumparan
ADVERTISEMENT
Nusantara sudah lama menjadi tempat tinggal berbagai populasi etnik dan budaya. Paling tidak, ada lebih dari 500 populasi dan 700 bahasa berbeda. Lalu, banyak orang yang kemudian bertanya, siapa leluhur bangsa Indonesia?
ADVERTISEMENT
Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta, Harry Widianto, mengatakan, sekitar 70 ribu tahun lalu, manusia modern atau Homo Sapiens dari daratan Afrika bermigrasi ke berbagai tempat, salah satunya Nusantara.
Migrasi ini dilakukan untuk mencari tempat-tempat baru yang menyediakan sumber-sumber makanan lebih banyak dari tempat sebelumnya. Ini merupakan gelombang migrasi pertama ke Nusantara.
"Pada 70 ribu tahun lalu, sebagian dalam berjalannya waktu, [mereka] bergerak ke Papua ke Halmahera, itu yang dinamakan dengan ras Melanesia, itu adalah garis keturunan langsung dari manusia-manusia yang datang ke daerah timur," ujar Harry di Museum Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (05/11).
Talkshow tentang asal usul bangsa Indonesia di Museum Nasional. Foto: Abyan Faisal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow tentang asal usul bangsa Indonesia di Museum Nasional. Foto: Abyan Faisal/kumparan
Setelah bersinggah, keturunan kelompok-kelompok ini melanjutkan perjalanannya menuju arah selatan hingga barat Nusantara. Mereka tiba di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, mereka bertemu dengan gelombang migrasi ketiga yang berasal dari daratan Taiwan, yang disebut dengan ras Mongoloid. "Sebagian berikutnya tetap bergerak ke selatan ke Australia [bagian] tenggara. Akhirnya (Melanesit) juga bergerak ke timur melalui NTB dan NTT," tutur Harry.
"Ketika sampai di NTT (dan) NTB pada lima ribu tahun lalu ini bertemu dengan orang-orang yang bermigrasi dari daerah Taiwan bermigrasi ke selatan dan menghuni kepulauan Nusantara sampai saat ini," tambahnya.
Hasil pertemuan dua ras antara Melanesia dan Mongoloid ini menghasilkan percampuran genetis. Ini membuat karakteristik fisik orang di Nusa Tenggara sedikit berbeda dengan Papua dan Jawa.
"Mereka adalah populasi yang sampai sekarang hidup di Indonesia bagian timur. Ketika empat ribu tahun lalu bergerak ke selatan dan bertemu dengan ras Melanesia, mereka melakukan percampuran genetis yang sekarang bertahan di daerah NTB dan NTT," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti di Nusa Tenggara, ras Mongoloid juga menginjakkan jejak mereka di kepulauan-kepulauan Indonesian lainnya. Ras inilah yang kemudian menghasilkan orang-orang Indonesia bagian barat.
"Kemudian ada migrasi yang terakhir dari China ke Taiwan, Taiwan ke Indonesia bagian barat sekarang ini di Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan juga Asia Tenggara sampai ke Madagaskar itu yang dinamakan ras Mongoloid," jelas Harry.
Menurut Harry, migrasi dari China itulah yang menyebabkan banyak orang di kawasan barat Indonesia berparas mirip dengan masyarakat yang ada di China. Bahkan, penghuni Kepulauan Madagaskar pun berparas sama dengan orang Indonesia.
"Tiga juta penduduk hidup di daerah ini, itu adalah keturunan langsung dari migrasi dari Taiwan dan China sehingga Indonesia bagian barat darah China-nya banyak," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Setelah melewati beberapa fase, gelombang migrasi prasejarah pun digantikan dengan migrasi fase sejarah --manusia mulai mengenal tulisan. Yaitu, masuknya bangsa-bangsa dari India, Arab hingga Eropa di kepulauan Nusantara. Proses ini terjadi mulai abad ke-3.
Hingga saat ini, kelompok-kelompok ras tersebut masih menetap dan menghasilkan keturunan di Indonesia. Walaupun kental dengan banyaknya suku dan budaya, bangsa Indonesia merupakan keturunan dari bangsa Mongoloid untuk kawasan barat.
Tidak lupa, kawasan timur Indonesia atau Papua adalah keturunan Melanesia dan kawasan Nusa Tenggara; perpaduan dari dua ras Melanesia dan Mongoloid yang masing-masing awalnya berasal dari Afrika dan juga China.
Pernyataan serupa sebelumnya pernah diutarakan Herawati Sudoyo, peneliti genetika dari Lembaga Eijkman. Berdasarkan riset, genetika manusia modern yang hidup di Indonesia berasal dari Afrika. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitiannya yang mempelajari DNA manusia Indonesia modern dan mengelompokkannya dalam populasi genetik yang disebut haplogroup.
ADVERTISEMENT
"Manusia itu pada dasarnya hanya punya satu ras, yaitu Homo sapiens. Sehingga, seharusnya tak ada alasan menjadi rasis. Manusia itu pada dasarnya berkerabat dekat, akibat rekonstruksi silsilah populasi. Manusia modern itu berasal dari Afrika," ujar Herawati.
Herawati membeberkan empat gelombang migrasi Nusantara. Pertama adalah daratan Afrika yang bermigrasi sejak 70 ribu tahun silam. Kedua, gelombang Asia Darat (kini wilayah Vietnam) sekitar 30.000 tahun lalu. Lalu migrasi ketiga adalah kedatangan manusia berbahasa Austronesia dari Formosa atau Taiwan sekitar 5.000 tahun lalu.
Terakhir, terjadi ketika agama Hindu-Budha dan Islam mulai menyebar di Nusantara, atau saat zaman sejarah dimulai.