ART Dibunuh Eks Finalis MasterChef, Keluarga di Sulsel Dihubungi Polisi Malaysia

ART bernama Nur Afiah Daeng Damin yang tewas dibunuh oleh eks finalis MasterChef Malaysia 2012. Foto: Dok. Istimewa

Asisten rumah tangga (ART), Nur Afiah Daeng Damin, tewas dibunuh oleh majikannya yang merupakan finalis MasterChef Malaysia 2012 dan suaminya. Pihak keluarga korban yang berada di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, mengaku sempat dihubungi oleh kepolisian Malaysia.

Menurut kakak Nur Afiah, Usdar Daming, kepolisian Malaysia menghubungi langsung ayahnya melalui telepon terkait kematian adik bungsunya tersebut. Polisi menyampaikan, Nur Afiah meninggal dunia karena dibunuh oleh majikannya.

Kendati demikian, kabar kematian Nur Afiah sebelumnya telah diketahui pihak keluarga dari pemberitaan di media sosial.

"Sempat dihubungi sama polisi Malaysia. Yang ditelepon bapak. Tapi duluan keluarga ketahui dari berita. Baru polisi Malaysia menelepon" kata Usdar kepada kumparan, Jumat (7/1).

Usdar mengatakan, kabar kematian Nur Afiah sempat membuat keluarga syok dan kaget. Keluarga juga tidak mengetahui terkait permasalahan yang terjadi, sebab selama ini Nur Afiah tidak pernah mengeluhkan terkait pekerjaan ataupun perilaku majikannya.

"Masalah kerjaannya dan majikannya jujur saya tidak tahu dan dianya pun tidak pernah cerita-cerita tentang soal kerjaannya dan majikannya. Kami kira baik-baik saja," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, ART Nur Afiah Daeng Damin tewas dibunuh oleh eks finalis MasterChef Malaysia 2012 dan suaminya. Korban dipastikan bukan warga negara Indonesia (WNI) dan tidak masuk dalam daftar warga Kelurahan Ekatiro Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Menurut Lurah Ekatiro, Muhammad Syahril, Nur Afiah Daeng Damin merupakan anak dari salah satu warganya bernama Daming. Nur Afiah dilahirkan di Malaysia, sehingga otomatis tercatat sebagai kewarganegaraan Malaysia, bukan Indonesia.

Mantan finalis MasterChef Malaysia 2012 yang bunuh ART ini, masing-masing Etiqah Siti Noorashikeen Mohd Sulong (33) dan suaminya, Mohammad Ambree Yunos (40).

Pasutri tersebut telah ditangkap pada 14 Desember lalu, satu hari setelah mereka melapor kepada polisi bahwa mereka menemukan ART-nya tergeletak di lantai apartemen mereka.

Pembunuhan dilaporkan terjadi di kediaman pasutri itu di Amber Tower, Jalan Lintas, Distrik Penampang. Namun, mereka sempat dibebaskan dengan jaminan pada 21 Desember.

Keduanya didakwa dengan Pasal 302 KUHP Malaysia yang mengatur hukuman mati. Dakwaan tersebut dijatuhkan pada Rabu (29/12). Kini keduanya ditahan hingga persidangan selanjutnya, yakni pada 10 Februari 2022.