Arteria: Kerja Polri di Gakkum-Corona Sirna Seketika karena Kasus Sambo

24 Agustus 2022 15:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan sangat menyayangkan peristiwa pembunuhan Brigadir Yosua. Sebab peristiwa ini dinilai telah mengguncang institusi Polri dengan hebat.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia menilai peristiwa itu sebagai tragedi hukum, kemanusiaan, dan institusional di Polri.
"Malu kami komisi III, saya sudah 2 periode, yang kita yakin betul TAP 6, TAP 7 MPR yang kita perjuangkan dengan harga mahal sampai keluarga TNI merasa enggak berpihak ke mereka tapi kita pastikan sebagai keniscayaan. Kami yakin UU 2/2002 penuh kemanfaatan sebagai buah dan amanah reformasi. Tapi ini sirna dalam sekejap-kejapnya pada saat mau tinggal landas. Nangis kita, pak," kata Arteria dalam rapat kerja dengan Kapolri dan jajaran di DPR RI, Rabu (24/8).
Selain itu, Arteria juga mengatakan bahwa selama ini Polri dipercayai untuk tidak hanya mengurus soal penegakan hukum (gakkum) saja. Tetapi mulai dari pelayanan masyarakat, kesehatan, penanganan COVID-19, bencana alam, hingga perekonomian, namun kepercayaan tersebut dinilai sirna seketika karena kasus tersebut yang kini berkembang ke sejumlah isu.
ADVERTISEMENT
"Tugas Polri tidak hanya gakkum, pelayanan, makin meluas, kesehatan, COVID, bencana alam dan nonalam, migor, binatang aja, sapi (dikerjakan) Polri. Artinya kepercayaan Presiden sudah mendominasi kepada Polri, tapi sirna dengan sekejap, tertutup keyakinan publik," kata Arteria.
"Bukan masalah pembunuh tapi ada mafia dalam institusi Polri. Ada mafia kekuatan yang berlindung di bawah Polri, yang menggunakan institusi polri, yang kerja menghalalkan segala cara. Isunya tidak hanya rasa keadilan, kepastian hukum, isunya relasi kekuasaan. Ada apa di antara internal Polri," sambung dia.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat rapat bersama Komisi III DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Arteria pun bicara soal apa saja yang ia nilai telah terjadi di internal Polri yang melunturkan kepercayaan publik tersebut. Dan isu tersebut yang tengah berkembang di masyarakat. Polri diminta untuk menjelaskan.
ADVERTISEMENT
"Kesewenang-wenangan yang dilembagakan dan sah, Polri rekayasa kasus, praktik menyimpang yang dihalalkan. Kami butuh kapolri jelaskan ke kami semua," ucapnya.
Arteria pun mengatakan, selama ini Komisi III DPR dibilang diam oleh masyarakat soal kasus tersebut. Namun dia membantah itu. Menurutnya DPR dewasa menyikapi peristiwa kematian Brigadir Yosua. Semata-mata, untuk menjaga marwah Polri.
"DPR rela dibilang bully, bodoh, terima uang. Walau harus diakui prank-prank tadi terasa janggal, [...] tidak bisa di prank, ini mengoyak rasa keadilan masyarakat, mengoyak nilai kepatutan dan melawan kewarasan berpikir kita," kata dia.
"Ini semua dilakukan dalam konteks menjaga citra, menjaga kredibilitas Polri. Karena amanat reformasi bagaimana kredibilitas aparat wajib. APH-nya APH rakyat yang humanis. Percayalah kami memastikan bersama bapak. Kami akan mendampingi institusi Polri di saat-saat duka seperti ini, saat-saat menghadapi musibah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT