Arteria Semprot KPU: Rp 26 T Buat Pilkada Lebih dari Preman, DPR Enggak Idiot

10 September 2024 16:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi II DPR dari fraksi PDIP, Masinton Pasaribu (jas hitam di deretan paling bawah) di rapat kerja Komisi II DPR bersama KPU, Bawaslu dan BPIP di ruang rapat Komisi II DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (10/9/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi II DPR dari fraksi PDIP, Masinton Pasaribu (jas hitam di deretan paling bawah) di rapat kerja Komisi II DPR bersama KPU, Bawaslu dan BPIP di ruang rapat Komisi II DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (10/9/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, hadir dalam rapat Komisi II di DPR RI, Selasa (10/9). Rapat ini bersama KPU, Bawaslu dan BPIP.
ADVERTISEMENT
Arteria langsung geram mengetahui KPU meminta anggara Rp 26 triliun untuk Pilkada. Ia geram karena laporan yang diberikan KPU tidak lengkap hanya dalam berkas tipis.
"Saya begitu mendengar Rp 26 triliun kaget. Tapi paparannya mohon maaf modelnya gini? Ini lebih dari preman, 3 lembar dapet Rp 26 triliun," kata Arteria.
Arteria Dahlan, anggota DPR RI Fraksi PDIP. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Politikus PDIP ini menyinggung KPU yang dinilai tidak becus menyelenggarakan Pemilu 2024. Ia menilai Pemilu 2024 begitu brutal karena banyak kecurangan.
"KPU, Bawaslu, saya mohon maaf, Pemilu brutal, makan uang banyak, kerja enggak kelihatan. Kita dulu buat UU kita mau KPU hebat, ada Pak Muhammad almarhum (eks Ketua KPU)," kata Arteria.
"Kita lihat pimpinan KPU parlente semua, naik privat jet minta dilayani semua, kerja enggak ada yang bener sekarang," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Arteria menyebut, dirinya tidak bisa menerima anggaran Pilkada mencapai Rp 26 T. Ia meminta KPU dan Bawaslu bekerja profesional.
"Demokrasi hancur karena kalian. Bayangkan kalau rakyat tahu biaya Rp 26 T, Bawaslu Rp 11 T apa yang kalian kerjakan?" kata Arteria.
"Teman-teman hormati proses ini. Ini sedikit aib kalian kebongkar, DPR mungkin bodoh, tapi kami tidak idiot," tutur Arteria.