Arteria soal 'Mulyono' Jegal Anies: Kita Diajarkan Berjuang Sampai Akhir

30 Agustus 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan saat dijumpai di kompleks parlemen, Jakpus, Jumat (30/8).  Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan saat dijumpai di kompleks parlemen, Jakpus, Jumat (30/8). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP Arteria Dahlan menanggapi soal dugaan upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan oleh 'Mulyono and Gang'. Hal ini terkait Pilgub Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pernyataan soal sosok Mulyono itu dilontarkan oleh Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono.
"Saya nggak tahu, ditanyakan sama Ono aja itu. Silakan tanya ke Ono, dia mengalami betul peristiwa itu. Kalau saya kan kita melihat dari jauh," ujar Arteria saat dijumpai di kompleks parlemen, Jakpus, Jumat (30/8).
Mulyono diketahui merupakan nama masa kecil Jokowi. Karena Mulyono sakit-sakitan, orang tuanya mengganti nama itu menjadi Joko Widodo.
Nama Mulyono sempat jadi trending di media sosial. Ini menyusul upaya manipulasi demokrasi oleh elite politik hingga memicu aksi "Peringatan Darurat" di banyak daerah.
Anies Baswedan bermain telfon pintarnya usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Adi Wijaya (Aming) di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Sabtu (24/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Perintahnya bahwa kita ini sedang berjuang sampai titik darah penghabisan, dalam kondisi apa pun," ujar Arteria.
Sebelumnya, Ono Surono mengeklaim, batalnya Anies maju karena ada pihak yang tidak ingin dia maju. Dia menyebut pihak tersebut adalah Mulyono dan geng.
ADVERTISEMENT
"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jawa Barat," kata Ono di KPUD Jabar, Jumat (30/8).
"Siapa?" tanya wartawan.
"Mulyono dan geng," jawab Ono.
Kata Istana
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana juga sudah buka suara soal isu ini.
Ari mengatakan pencalonan kepala daerah itu menjadi ranah atau kewenangan partai politik. Ia menyangkal bahwa presiden turut ikut campur terhadap urusan parpol.
“Keputusan pencalonan atau tidak dicalonkannya seseorang diputuskan melalui mekanisme internal partai masing-masing. Setiap partai memiliki kedaulatan untuk memutuskannya,” kata Ari dalam keterangannya, Jumat (30/8).
Ari meminta agar tidak selalu mengait-ngaitkan persoalan internal partai politik terjadi karena ada “cawe-cawe” presiden.
“Jangan sampai semua problem putusan internal partai, selalu dikait-kaitkan dengan presiden,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT