Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Arti 'Thaghut' yang Diteriakkan Pelaku Penyerangan
1 Juli 2017 17:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu kenikmatan salat berjemaah adalah silaturahmi yang terjadi dengan salam-salaman di antara para jemaah. Begitu damai dan menyejukkan hati.
ADVERTISEMENT
Itulah salah satu bentuk upaya menjaga ukhuwah islamiyah.
Namun, Jumat (30/6) malam kemarin damainya salat berjemaah dirusak oleh tindakan biadab. Seorang pria tiba-tiba mengeluarkan sebilah pisau, meneriakkan thaghut lalu menyerang anggota Brimob di dekatnya. Membabi buta.
Kedamaian usai salat Isya berjemaah di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pun berubah mencekam.
Pria yang kemudian diduga bernama Mulyadi terus berteriak thaghut, mengacung-acungkan pisau, dan mengancam jemaah lainnya. Ia pun kemudian lari ke arah Blok M, dikejar oleh anggota Brimob lainnya.
Mulyadi ditembak mati di tempat.
Beberapa hari sebelumnya, kata thaghut muncul dalam sebuah selebaran berisi teror yang ditujukan kepada polisi.
Senin (26/6) siang hari di tengah suasana lebaran, selembar kertas ditemukan terselip di wiper mobil polisi di pos polisi lalu lintas Polres Serang Kota di Jalan Veteran, dekat alun-alun kota.
ADVERTISEMENT
Selebaran bergambar bendera ISIS itu bertuliskan tangan, “Siapkan dirimu polisi thaghut kami akan datang setelah Marawi, Filipina selanjutnya adalah INDONESIA.”
Teriakan thaghut juga pernah dikeluarkan oleh M. Ibnu Daar ketika menyerang Mapolres Banyumas.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/4), Ibnu Daar tiba-tiba masuk menerobos Mapolres Banyumas menggunakan sepeda motor. Ia pun dengan segera menyerang menggunakan parang dan melukai dua orang polisi, Bripka Irfan dan Bripka Karsono, di bagian lengan serta punggung.
Selama ditahan dan diperiksa oleh penyidik pun, tak ada jawaban lain yang diberikan oleh pria berusia 22 tahun selain, “thaghut, thaghut”.
Apa arti thaghut yang seringkali diteriakkan oleh para teroris ini?
“Arti kata atau makna thaghut adalah setan yang disembah manusia. Penyembah thaghut ini telah tersesat jauh dari agama yang benar, dan masuk neraka bersama setan,” ujar Prof. Dr. HM Baharun, Guru Besar Sosiologi Agama yang juga Ketua Komisi Hukum MUI Pusat.
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, thaghut berasal dari kata thaga yang memiliki arti "melampaui batas dan berlebih-lebihan dalam hal kekafiran". Makna lainnya, menurut Ibnu Manzur, adalah berlebihan dalam hal kemaksiatan.
Kata thaghut setidaknya disebut 8 kali dalam Alquran, di luar perubahan bentuk dan sebagainya. Setiap ayat memiliki konteks yang bisa sedikit berbeda satu sama lain.
Dalam Al-Baqarah ayat 256-257, arti kata thaghut menurut Quraish Shihab berarti “segala sesuatu yang menindas manusia dan menyesatkan dari jalan yang benar”.
Dijelaskan olehnya dalam Tafsir Al Misbah bahwa thaghut membawa manusia keluar dari cahaya iman lalu menuju ke kegelapan. Karena pada dasarnya setiap manusia lahir suci, thaghut yang membuat manusia berada dalam kesesatan.
Dalam An-Nisa ayat 51, thaghut merujuk pada “setiap sesuatu yang disembah selain Allah, baik berupa batu, manusia, pohon, ataupun setan”. Pendapat lain menyebutkan bahwa thaghut adalah setan, yang disembah manusia.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, thaghut kemudian diartikan sebagai segala macam kebatilan, baik dalam bentuk berhala, ide-ide yang sesat, manusia durhaka, tirani, atau siapapun yang mengajak pada kesesatan. Termasuk didalamnya tindakan sewenang-wenang, misal dalam menyusun undang-undang semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan.
“Istilah thaghut itu digunakan kelompok garis keras atau kelompok ‘yang diciptakan untuk keras’ demi memberi stigma buruk ‘musuh-musuhnya’. Seperti biasa orang sedang marah begitu gampang menuduh lawannya ‘setan!’,” papar Baharun kemudian.
ADVERTISEMENT
Kemarahan, menjadi salah satu penyebab seseorang bisa dengan sembarang menuduh orang lain sebagai thaghut atau setan. Emosi yang seharusnya bisa diredam ini, kemudian mewujud tindakan brutal dan biadab: penyerangan dan penikaman.
“Saya tidak percaya yang menikam Brimob di masjid itu seorang beragama yang beriman,” ucap Baharun. Baginya, tindakan tersebut hanyalah tindakan orang gila atau setan berwujud manusia.
“Boleh jadi ia yang thaghut itulah yang teriak thaghut,” ujarnya.