AS Akan Bantu Selidiki Penggunaan Senjata Kimia Rusia di Ukraina

13 April 2022 3:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022).
 Foto: LEON LORD/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: LEON LORD/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat tidak mempunyai wewenang untuk memastikan apakah Rusia menggunakan senjata kimia dalam serangan ke Ukraina. Namun ia memastikan, pihaknya akan mencari tahu apa yang sebetulnya terjadi atau diupayakan Rusia.
ADVERTISEMENT
"Kami sedang dalam pembahasan langsung dengan mitra untuk mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Blinken kepada wartawan, Selasa (12/4) waktu setempat, dikutip dari Reuters.
"Itu telah menjadi fokus perhatian bahkan sebelum Rusia memindahkan pasukannya ke Ukraina," imbuh dia.
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan hal yang sama. Ia menerangkan, AS tidak memiliki informasi untuk mengkonfirmasi adanya potensi penggunaan senjata kimia oleh Rusia di atau dekat Ukraina.
Di satu sisi, Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengatakan, tuduhan Rusia bahwa Kyiv memiliki senjata biologi dan kimia tidak berdasar. Ini dinilainya justru menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin diam-diam menggunakan senjata kimia.
Produksi, penggunaan, dan penimbunan senjata kimia dilarang berdasarkan Konvensi Senjata Kimia 1997. Tetapi fosfor putih tidak dilarang menurut konvensi ini, meski dikecam oleh kelompok hak asasi manusia. Ada kecurigaan bahwa senjata kimia yang akan digunakan Rusia berbahan dasar fosfor.
ADVERTISEMENT
"Ada teori bahwa ini mungkin amunisi fosfor," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia belum menanggapi terkait dugaan tersebut saat dimintai tanggapan oleh Reuters. Sedangkan menurut Kantor Berita Interfax, pasukan separatis yang didukung Rusia di timur membantah menggunakan senjata kimia di Mariupol.
Mobil-mobil yang hancur terlihat di depan sebuah gedung apartemen yang rusak berat di kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, Ukraina, Minggu (27/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengungkap pada Senin (11/4), Inggris sedang bekerja sama dengan mitranya untuk memverifikasi laporan terkait. Laporan tersebut mengatakan, pasukan Rusia mungkin telah menggunakan bahan kimia untuk menyerang Mariupol.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengulangi tuduhan itu di hari yang sama. Dia mengatakan, Rusia mungkin saja menggunakan senjata kimia untuk menyerang negaranya.
Zelensky lantas meminta Barat untuk menjatuhkan sanksi yang lebih kuat terhadap Moskow.
ADVERTISEMENT