AS Akan Jual Rudal Tomahawk Setara Rp 13.7 Triliun ke Australia

17 Maret 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rudal Tomahawk. Foto: US NAVY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rudal Tomahawk. Foto: US NAVY/AFP
ADVERTISEMENT
Kemlu Amerika Serikat (AS) menyetujui potensi penjualan rudal jelajah Tomahawk ke Australia. Nilai penjualan mencapai USD 895 juta atau setara Rp 13.7 triliun.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut disampaikan Pentagon pada Kamis (16/3). Paket penjualan termasuk 220 rudal jelajah Tomahawk dan dukungan teknis.
Badan Kerja Sama Keamanan dan Pertahanan Pentagon menyatakan, akan segera memberi tahu Kongres AS secara resmi mengenai potensi penjualan itu.
Meski sudah mendapat lampu hijau dari Kemlu AS, bukan berarti kontrak sudah diteken. Pentagon juga memastikan negosiasi dengan Australia belum usai.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di Naval Base Point Loma di San Diego, California, Amerika Serikat, Senin (13/3/2023). Foto: Leah Millis/REUTERS
Pengumuman potensi penjualan rudal, datang beberapa hari usai Australia mengumumkan pembelian lima kapal selam tenaga nuklir dari AS lewat kerja sama AUKUS. Pakta pertahanan ini dibentuk untuk membendung meluasnya pengaruh China di Indo-Pasifik.
Atas rencana pembelian rudal, China langsung bertindak. Mereka mengecam langkah Australia dan AS.
"Kami mengetahui laporan relevan itu. Segala bentuk kerja sama keamanan dan pertahanan antar negara harus memberi keuntungan bagi stabilitas dan perdamaian regional, dan tidak ditargetkan pada pihak ketiga atau menyakiti kepentingan pihak ketiga," kata jubir Kemlu China Wang Wenbin seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Aksi relevan itu sudah memperburuk ketegangan regional, sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional dengan memicu kemungkinan persaingan senjata. China mendesak pihak-pihak meninggalkan mentalitas usang perang dingin dan konsep geopolitik yang sempit," sambung dia.