AS Akan Kirim Pasukan dan Sistem Antirudal Canggih ke Israel

14 Oktober 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pasukan AS. Foto: Carlos Barria/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasukan AS. Foto: Carlos Barria/REUTERS
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) mengumumkan pengiriman pasukan dan sistem antirudal canggih ke Israel, Minggu (13/10). Pengiriman itu dilakukan setelah Israel dan AS menyatakan siap membalas serangan rudal Iran.
ADVERTISEMENT
Pada 1 Oktober lalu, Iran menghujani Israel dengan ratusan rudal. Aksi Iran memicu kemarahan Israel dan sekutunya, AS.
Dua pekan setelah serangan Iran, Presiden AS Joe Biden menyatakan pengiriman senjata dan tentara bertujuan demi mempertahankan Israel.
Sistem THAAD di yang dikirim AS Foto: USFK/Yonhap via REUTERS
Adapun AS telah meminta Israel untuk membatasi respons balasan terhadap serangan rudal Iran. AS menginginkan balasan serangan Iran tidak memicu perang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Biden bahkan membuat pernyataan publik menentang segala rencana menyerang situs nuklir dan fasilitas energi Iran.
Sementara itu, menurut juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, pengiriman tentara dan sistem persenjataan adalah bentuk penyesuaian dukungan terhadap Israel.
Salah satu persenjataan yang akan dikirimkan AS ke Israel adalah Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Persenjataan itu merupakan sistem peluru kendali untuk menembak jatuh rudal jarak dekat. Untuk mengoperasikan THAAD, dibutuhkan sebanyak 100 tentara.
ADVERTISEMENT
Kendati sekutu dekat, AS jarang mengerahkan pasukan ke Israel di luar latihan perang bersama.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi berbicara pada hari PBB di Teheran, pada tanggal 22 Oktober 2013. Foto: ATTA KENARE / AFP
Sebelumnya, Iran lewat Menlu Abbas Araqchi mengencam segala bentuk pengiriman pasukan atau sistem rudal AS ke Israel.
"Meskipun kami melakukan upaya luar biasa beberapa hari terakhir untuk mencegah perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas kami tidak punya batasan untuk membela rakyat dan kepentingan kami," ucap Araqchi seperti dikutip dari Reuters.