AS Akui Lawan Nicolas Maduro sebagai Pemenang Pemilu Venezuela

2 Agustus 2024 18:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat mengakui Edmundo Gonzalez, lawan politik Presiden Venezuela Nicolas Maduro, sebagai pemenang pemilihan presiden yang baru saja berlangsung pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Hal itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Kamis (1/8), yang menolak klaim kemenangan Maduro.
"Dengan bukti yang sangat banyak, jelas bagi Amerika Serikat dan, yang terpenting, bagi rakyat Venezuela bahwa Edmundo Gonzalez Urrutia memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan presiden Venezuela pada 28 Juli," ujar Blinken dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters.
Pengumuman dari Washington ini merupakan langkah penting dari AS yang mengakui Gonzalez sebagai pemimpin baru negara OPEC tersebut, setelah pemilihan yang disengketakan pada Minggu (28/7).
Orang-orang berkumpul untuk memprotes hasil pemilu yang memberikan masa jabatan ketiga bagi Presiden Venezuela Nicolas Maduro, di Caracas, Venezuela, Rabu (31/7/2024). Foto: Gaby Oraa/REUTERS
Perselisihan hasil pemilu ini telah memicu protes besar di Venezuela.
Dewan Pemilihan Venezuela mengumumkan Maduro, pemimpin negara sejak 2013, sebagai pemenang dengan 51 persen suara.
Namun, oposisi mengeklaim bahwa perhitungan mereka, mencakup sekitar 90 persen suara, menunjukkan Gonzalez memperoleh lebih dari dua kali lipat dukungan dibandingkan Maduro. Hal itu senada dengan hasil jajak pendapat independen sebelum pemilihan.
ADVERTISEMENT
Oposisi telah mempublikasikan perhitungan rinci di situs web mereka, sementara pemerintah belum membagikan informasi selain total suara nasional untuk masing-masing kandidat.
Sebelumnya Washington sedang mempertimbangkan sanksi baru setelah pemilihan yang disengketakan.
Kandidat presiden oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez Urrutia. Foto: Raul ARBOLEDA / AFP
Pernyataan terbaru Blinken tidak mengancam sanksi baru terhadap Venezuela, namun ia mengisyaratkan kemungkinan "tindakan hukuman."
"Kami sepenuhnya mendukung proses membangun kembali norma-norma demokrasi di Venezuela dan siap mempertimbangkan cara-cara untuk memperkuatnya bersama mitra internasional kami," kata Blinken, dikutip Reuters.
Ia juga menekankan pentingnya perlindungan bagi para pemimpin oposisi dan keamanan mereka.
"Penegak hukum dan pasukan keamanan tidak boleh digunakan sebagai instrumen kekerasan politik terhadap warga negara yang menjalankan hak demokrasi mereka," tambahnya.
Presiden Brasil, Meksiko, dan Kolombia turut mendesak Venezuela untuk merilis perhitungan suara rinci di tengah pertikaian mengenai hasil pemilihan presiden ini.
ADVERTISEMENT