Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini muncul setelah rentetan serangan pesawat nirawak (drone) menargetkan fasilitas militer jauh di dalam wilayah Rusia.
"Kami tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia," jelas Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dikutip dari AFP, Rabu (7/12).
"AS bertekad memastikan bahwa mereka [Ukraina] memiliki—bersama dengan banyak mitra lain di seluruh dunia—peralatan yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri, mempertahankan wilayah mereka, mempertahankan kebebasan mereka," lanjut dia.
Washington telah menahan diri agar tidak memasok rudal ATACMS jarak jauh yang dapat menyerang wilayah Rusia kepada pasukan Ukraina. Sebab, serangan semacam itu dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara pasukan Rusia, AS, dan NATO.
Kendati demikian, para ahli meyakini, Ukraina mampu memodifikasi drone pengintai jarak jauh era Uni Soviet untuk menyerang Rusia. Blinken pun tidak mengkritik serangan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, serangan drone telah menyasar tiga lapangan terbang berbeda di Rusia. Salah satunya membakar tangki penyimpanan minyak di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina pada Selasa (6/12). Serangan itu tidak menyebabkan korban jiwa.
Sehari sebelumnya, Ukraina dituduh menerbangkan sejumlah drone buatan Uni Soviet untuk menghantam lapangan terbang Dyagilevo di wilayah Ryazan dan lapangan terbang Engels di wilayah Saratov.
Empat tentara terluka dan tiga lainnya tewas akibat serangan ini.
Lapangan Ryazan berada sekitar 185 km di tenggara Moskow, sedangkan lapangan Saratov setidaknya berjarak 600 km dari Ukraina.
Ukraina tidak mengeklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan ini. Jika benar serangan tersebut berasal dari pihaknya, maka insiden itu menjadi serangan Ukraina yang paling jauh menjangkau wilayah Rusia sejak awal invasi pada 24 Februari.
ADVERTISEMENT
Pertempuran di medan perang pun semakin berkecamuk di Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengunjungi Sloviansk dekat garis depan pada Selasa (6/12). Dia menyebut pertempuran berlangsung sulit seiring Rusia berusaha merebut Kota Bakhmut.
Pasukan Rusia telah menggencarkan serangan menuju Bakhmut sejak Agustus. Menurut para analis militer, pertempuran tersebut telah memakan banyak korban jiwa. Suara tembakan dari kedua sisi menjadi peristiwa harian di sepanjang garis depan area itu.
"Timur Ukraina hari ini adalah garis depan yang paling sulit. Dan saya merasa terhormat berada di sini sekarang dengan pasukan pertahanan di Donbass. Saya yakin lain kali kita akan bertemu di Donetsk dan Luhansk dan juga di Krimea," ungkap Zelensky.