AS Beri Israel Opsi Alternatif agar Israel Tidak Serang Rafah

20 Maret 2024 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi Palestina mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh sebuah badan amal sebelum berbuka puasa, pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 11 Maret 2024. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Palestina mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh sebuah badan amal sebelum berbuka puasa, pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 11 Maret 2024. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan beberapa alternatif selain invasi darat Israel ke Rafah. Mereka akan mengusulkan opsi tersebut kepada delegasi tingkat tinggi Israel pekan depan.
ADVERTISEMENT
Menurut dua pejabat AS, opsi yang saat ini sedang dibahas meliputi:
1. Menunda operasi militer di Rafah dan fokus menstabilkan situasi kemanusiaan di Gaza Utara. Rencana ini akan melibatkan pembangunan tempat penampungan bagi warga sipil yang dievakuasi dari Rafah.
2. Fokus pada tahap pertama: Mengamankan sisi perbatasan Mesir dengan Gaza. Hal itu merupakan bagian dari rencana bersama AS-Mesir-Israel untuk menghancurkan terowongan di bawah perbatasan. Mereka juga akan membangun infrastruktur untuk mencegah penyelundupan senjata ke Gaza.
Dikutip dari Reuters, pejabat AS dan Israel akan bertemu awal pekan depan di Washington. Pertemuan ini akan membahas operasi militer Israel di Rafah, kata juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, pada Selasa (19/3).
Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden telah meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mengirim tim senior pejabat militer, intelijen, dan kemanusiaan ke Washington untuk melakukan pertemuan dalam beberapa hari mendatang guna melakukan diskusi komprehensif.
ADVERTISEMENT
“Rinciannya masih dirumuskan, namun pertemuan itu mungkin akan diadakan awal pekan depan,” katanya kepada Reuters.
Gedung Putih juga telah mendesak Israel untuk mengirim bantuan kemanusiaan yang lebih banyak ke Gaza. Hal itu lantaran laporan PBB pada Senin (18/3) yang memperingatkan kemungkinan kelaparan di Gaza.